REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Direktur Riset Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, melihat pasar menyambut positif paket kebijakan BI yang diluncurkan 16 Juni 2010. Kebijakan itu dinilai sebagai langkah kreatif yang belum penah ditempuh bank sentral negara lain.
'’Paket ini dinilai sebagai langkah yangg kreatif, brilian, dalam rangka perkuat operasi moneter dan lakukan pendalaman pasar keuangan domestik,’’ kata Perry, di Jakarta, Senin (21/6).
Satu sisi, sebut dia, kebijakan ini mendorong pasar uang antar-bank (PUAB) lebih aktif bertransaksi, sekaligus memitigasi dampak dari pelarian dana asing yang terjadi secara tiba-tiba. Paket ini mendorong pendalaman PUAB melalui pelebaran koridor suku bunga. Yaitu memaksa perbankan bertransaksi di antara mereka, daripada hanya mendapat bunga rendah ketika menitipkan dana di Fasilitas BI (Fasbi) yang berbunga 5,5 persen atau sebaliknya kena bunga 7,5 persen ketika meminjam dana ke BI melalui repo.
Kebijakan ini juga dinilai efektif meminimalkan arus modal asing jangka pendek, khususnya yang bertenor satu bulan. ‘’Mitigasi untuk sudden capital reversal. Yaitu dengan one month holding, baik ke resident maupun non-resident,'’ jelas Perry.