REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu (23/6) pagi masih bertengger di level Rp9.010-Rp9.020 per dolar seperti penutupan hari sebelumnya. Kondisi disebabkan pelaku pasar belum bereaksi melakukan transaksi.
Analis Valas, Ahmad Riyadi, di Jakarta, mengatakan, aktivitas pasar pada pagi ini masih belum ramai, sehingga pergerakan rupiah berada dalam kisaran sempit. Bahkan sampai pukul 09.30 pagi rupiah masih berada dilevel hari sebelumnya.
Pelaku pasar masih belum melakukan transaksi baik beli maupun jual, meski Indonesia dinilai merupakan pasar uang yang tetap menarik. Faktor utama yang menyebabkan pelaku hati-hati, menurut dia, karena sejumlah saham Amerika Serikat cenderung merosot.
Kemerosotan terjadi setelah adanya larangan pengeboran minyak laut di Teluk Meksiko yang menimbulkan ketidakpastian tentang produksi minyak tanah. Akibatnya pasar sampai saat ini masih dilanda kelesuan, karena faktor positif pasar melambat, katanya.
Rupiah, lanjut dia, meski pergerakannya agak melambat, namun peluang untuk menguat masih tetap tinggi, karena pelaku asing berminat untuk meningkatkan investasi di dalam negeri. "Kami memperkirakan rupiah masih bisa bergerak naik, apalagi tekanan negatif dari pasar eksternal berkurang," ucapnya.
Peluang rupiah, menurut dia masih tinggi, karena pelaku asing yang sebelumnya telah menarik dana di pasar domestik mulai kembali menginvestasikan dana dalam jumlah yang besar, setelah ada laporan bahwa kawasa Asia merupakan pendorong utama tumbuhnya ekonomi global.
Karena itu, rupiah dalam waktu tidak lama akan berada di bawah angka Rp9.000 per dolar, ujarnya. Ia mengatakan, Indonesia dinilai merupakan tempat investasi yang lebih baik ketimbang di Filipina maupun Thailand, dengan situasi politik yang aman dan nyaman, dan pasar yang masih menjanjikan merupakan pendorong utama bagi pelaku asing menempatkan dananya di sana.
"Kami harapkan pelaku asing akan terus meningkatkan investasi, sehingga ekonomi Indonesia, akan tumbuh lebih cepat, " katanya.