REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan, terdapat lima sektor yang menjadi tren investasi di Indonesia tahun ini. Sektor tersebut yakni industri logam, transportasi, pergudangan, dan komunikasi; pertambangan; bahan kimia dan farmasi; serta kertas dan percetakan.
Ia mengatakan, sektor-sektor yang menjadi fokus tren investasi pada tahun ini tidak banyak berubah dari tahun lalu karena program pembangunan ekonomi yang dijalankan pemerintahan baru relatif masih sama dengan pemerintahan lama. Salah satunya, sektor industri logam dasar, komoditas logam, non-mesin, dan perlengkapannya (basic metal industry, metal goods, non-machinery, and its equipment) yang masih menjadi sektor nomor satu yang menarik bagi investor karena keberlanjutan program hilirisasi pemerintah.
Sementara sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi menjadi menarik bagi investor karena memiliki prospek yang menjanjikan di Indonesia.
“Jadi kalau dilihat dari pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini, salah satu yang memang tumbuhnya cukup tinggi itu di transportasi, pergudangan, dan komunikasi,” ujar Andry.
Sedangkan sektor bahan kimia dan farmasi berpotensi menjadi tren dalam investasi karena permintaannya yang cukup tinggi, sehingga dapat menarik masuknya investasi.
Terkait proyeksi tren investasi pada penyelenggaraan Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 yang dijadwalkan berlangsung 10-14 Februari mendatang, ia mengatakan bahwa sektor energi dan perumahan berpotensi mendapatkan perhatian lebih dari investor yang hadir.
“Energi dan housing (perumahan) ini terkait juga dengan program pemerintah ya, saat ini dengan program tiga juta rumah dan keberlanjutan transisi energi,” kata.
Mandiri Investment Forum 2025 bertemakan “Nourishing Future Growth” dan memiliki sejumlah rangkaian kegiatan, meliputi Site Visit pada 10 Februari, Macro Day Conference pada 11 Februari, serta Corporate Day pada 12-14 Februari.
Bank Mandiri melalui kantor cabang luar negerinya berkolaborasi dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) untuk mencapai target partisipasi 700 investor dari 36 negara. Sementara jumlah peserta daring yang ditargetkan untuk mengikuti acara tersebut sebanyak 20 ribu orang.