REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Ketua Umum PBNU KH Said Aqiel Siradj menyatakan keinginannya untuk menjadikan NU sebagai rujukan dalam kehidupan masyarakat sipil seperti di negara-negara Eropa.
"Di Eropa itu, arah kehidupan masyarakat ditentukan organisasi kemasyarakatan, tapi di negara kita justru parpol yang menentukan arah kehidupan kita," katanya di Surabaya, Selasa.
Ia mengemukakan hal itu saat merayakan Hari Lahir (Harlah) ke-87 NU dengan memotong tumpeng di Gedung PWNU Jatim Jalan Masjid Nasional Al Akbar, Surabaya. Tasyakuran yang bertepatan dengan 16 Rajab 1431 Hijriah itu dihadiri Rais Syuriah PWNU KH Miftachul Akhyar, Wakil Rais KH Agus Ali Masyhuri, Ketua PWNU KH Mutawakkil Alallah, dan Ketua Lakpesdam PWNU Prof Kacung Marijan.
Di depan ratusan PCNU se-Jatim, ia mengatakan umat Islam di Eropa saat ini mencapai 50 juta orang yang berkembang lewat jalur sufi, karena itu NU dapat dikembangkan di Eropa.
"Karena itu, saya optimistis bahwa NU dapat menjadi rujukan seperti di Eropa. Boleh saja Wahabi melakukan intervensi dalam kehidupan di negara kita, tapi keluarga Indonesia tetap menjalankan tahlil dan sejenisnya," katanya.
Menurut dia, warga dan pengurus NU dari PBNU hingga ranting (kelurahan/desa) hendaknya melakukan konsolidasi untuk menjadikan NU sebagai rujukan dalam pengembangan masyarakat sipil. "Apalagi, tantangan NU di era global adalah menyiapkan benteng pertahanan bukan hanya di keluarga, tapi di sekolah dan masjid guna menghadapi ektrem kanan (fundamentalis) dan ekstrem kiri (liberalis) yang berkembang saat ini," katanya.
Senada dengan itu, Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah mengharapkan NU menjadi sumber moral dalam kehidupan berbangsa dan negara. "Karena itu, kami akan membentuk lembaga kaderisasi yang melibatkan Litbang PWNU Jatim, ISNU, PMII, IPNU, dan IPPNU. Kami juga menyiapkan proteksi moralitas dengan meluncurkan TV9 dan laman www.nujatim.or.id," katanya.
Peringatan Harlah yang juga dihadiri Wagub Jatim H Saifullah Yusuf dan Wawali Surabaya H Arif Affandi itu ditandai dengan peresmian "NT-mart" (Nahdlatut Tujjar) di belakang kantor PWNU Jatim oleh KH Said Aqiel Siradj dan pemberian santunan kepada 50 anak yatim oleh KH Mutawakkil Alallah.
"Saya tidak ada apa-apa dengan (PWNU) Jatim, karena itu apanya yang dirujukkan, kalau rujuk tentu saya bawa tim, bukan datang sendirian," kata Said Aqiel.