Kamis 01 Jul 2010 06:52 WIB

World Peace Forum Bahas Pendidikan untuk Perdamaian Dunia

Rep: Yulianingsih/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Sebanyak 100 tokoh berbagai agama dan aktivis perdamaian di seluruh dunia hadir dalam World Peace Forum (WPF) di Yogyakarta, 1-2 Juli nanti. Mereka membahas tentang masalah perdamaian dunia melalui tema 'mainstreaming peace education, developing strategic policy and networking'.

Even ini merupakan ketiga kalinya setelah digelar pertama kali di Jakarta tahun 2008 dan kedua juga dilaksanakan di Jakarta tahun 2009. Ketua panitia WPF, Dr Abdul Mukti mengatakan, dari tema besar yang dibahas dalam konferensi tersebut justru telah menguatkan arah yang dibangun oleh WPF selama ini.

"Dari tema itu terlihat jelas arah WRF ini, yaitu bagaimana upaya untuk memperkuat peran-peran civil society dalam pengarusutamaan pendidikan perdamaian," ujarn Mukti kepada Republika, Rabu (30/6).

Selama ini, kata Mukri, ada realitas di mana upaya-upaya menciptakan perdamian itu dilakukan dengan upaya militeristik dan politis. Hal itu, lanjut dia, terlihat dari adanya pasukan perdamaian yang dibentuk beberapa negara maupun beberapa organisasi dan upaya lainnya. "Itu sebenarnya merupakan sesuatu yang diperlukan dalam aspek yang bersifat kuratif. Tapi harus ada juga hal-hal yang diperlukan menyangkut penciptaan pedamaian yang bersifat kultural yaitu melalui jalur pendidikan," jelasnya.

Upaya itu pun, menurut Mukti, harus dilakukan dengan mengembangkan satu sistem yang melibatkan berbagai elemen karena untuk menciptakan langkah tersebut dibutuhkan berbagai macam kerjasama dan kebijakan baik yang dilakukan oleh negara, organisasi masyarakat, media, dan lembaga-lembaga nonpemerintah yang lain.

Menurut Mukti, para tokoh berbagai agama dan aktivis perdamaian tersebut berasal dari 20 negara di dunia, antara lain dari Afrika, Maroko, Aljazair, Libya, Mesir, Swiss, Italia, Jerman, Rusia, Kosovo, Polandia, Bosnia, Korsel, India, Pakistan, Bangladesh, Thailand, Cina, Filipina, Malaysia, Myanmar, Australia, Selandia Baru, AS, dan Chile.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement