REPUBLIKA.CO.ID, KABUL--Jenderal Amerika Serikat (AS) David Petraeus telah tiba di Kabul hari Jumat (2/7) untuk memegang komando atas 140 ribu tentara AS dan NATO di Afghanistan. Panglima yang baru diangkat itu mendarat di ibukota Afghanistan itu hanya sehari setelah pengangkatannya disetujui oleh Senat AS.
Petraus disertai oleh Duta Besar AS di Afghanistan, Karl Eikenberry, dan Wakil NATO di Afghanistan, Mark Sedwill. Dalam penyataannya yang pertama di hadapan publik hari Sabtu, Petraeus menyerukan usaha bersama dalam perang di Afghanistan.
Petraeus mengatakan kepada hampir 2.000 orang tamu di kedutaan AS di Kabul bahwa baik upaya sipil maupun militer harus tampil sebagai satu tim untuk mengakhiri perang Afghanistan yang sudah hampir memasuki tahun ke-9 itu. Dia menyebut hal itu suatu 'misi yang sulit' namun mengatakan 'kerjasama bukanlah suatu pilihan, tapi suatu keharusan'.
Petraeus menggantikan Jenderal Stanley McChrystal, yang meletakkan jabatan pekan lalu setelah dia dan stafnya membuat pernyataan yang mencemoohkan beberapa pejabat pemerintahan Presiden AS Barack Obama dalam sebuah wawancara dengan Majalah Rolling Stone.
Petraeus berada di bawah tekanan untuk menciptakan keamanan bagi Afghanistan dengan mengalahkan pemberontakan Taliban yang kian meningkat. Sementara pada saat yang sama, mempersiapkan strategi untuk menarik pasukan AS dari sana mulai tahun depan.
Sementara itu, NATO mengatakan, salah satu operasinya di Afghanistan telah menewaskan dua warga sipil dan melukai seorang lainnya.
Para anggota militer NATO menemukan seorang perempuan tewas dan dua pria luka, yang terjebak dalam tembak-menembak antara pasukan NATO dan pemberontak Taliban. Salah seorang pria itu kemudian meninggal karena lukanya.
Pasukan NATO melakukan operasi untuk menguasai sebuah kompleks di desa Kalachen di daerah Kandahar, di mana mereka mencari seorang komandan Taliban. Pasukan koalisi berhasil menangkap komandan Taliban itu dan menewaskan seorang pemberontak lainnya.
NATO mengatakan, pasukan keamanan gabungan, bersama para pemimpin lokal dan pejabat pemerintah sedang memeriksa situasi terkait kematian kedua warga sipil tersebut.