Senin 12 Jul 2010 01:48 WIB

Negara Muslim Belum Peduli Gaza

Rep: mursalin yasland/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Joserizal Jurnalis, pemimpin MER-C, menyatakan negara dengan mayoritas penduduknya Islam belum peduli sepenuhnya terhadap persoalan Gaza dan Palestina. Sekarang ini yang terjadi hanya mampu menyatakan mengutuk tanpa berbuat.

"Gaza sudah diblokade Israel, semua tidak boleh masuk, tapi ada tidak negara Muslim yang protes keras, yang ada hanya rakyatnya," kata Joserizal pada tabligh akbar dengan tema Palestina dengan segala deritanya dalam persfektif Islam, di Islamic Centre Bandar Lampung, Ahad (11/7).

Pembicara lain hadir Ustadz Abu Rusydan (ulama dari Kudus, Jawa Tengah), dan Herman Ibrahim (mantan anggota BIN). Acara ini diselenggarakan Lembaga Peduli Pengembangan Potensi Umat Islam (LP3UI) dengan moderator Ustadz Muhammad Nurdin.

Menurut Joserizal, tidak ada satupun negara yang mayoritas Islam yang mengutuk dengan keras dan berbuat sesuatu untuk menyelamatkan Gaza dan Palestina. "Bila sudah begini, bagaimana kita atau rakyat mau melakukan jihad," tegasnya.

Padahal, kata dia, sebagian rakyatnya yang Muslim siap melakukan jihad tersebut. Ia mencontohkan bukan saja negara mayoritas muslim yang tidak bersikap, tapi negara anggota OKI, PBB, tidak berani mengutuk keras kezoliman Israel tersebut.

Ia mengatakan malah yang terjadi sekarang adalah banyak pemimpin dan ulama kita yang malah menyepelekan hal tersebut dengan beragumentasi bahwa negara kita masih dalam kesulitan dan banyak yang harus diselesaikan.

Padahal, sambung dia, jalan untuk menyelamatkan Gaza dan Palestina, yakni bahwa pertama, di negeri tersebut terdapat Masjid Aqso atau secara agama. Kedua, Palestina adalah negara pertama yang mengakui Indonesia merdeka. Ketiga, melalui jalan kemanusiaan. "Jadi, kalau ada yang dizolimi apakah itu Islam atau nonmuslim, maka wajib untuk dibantu," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement