REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR--Selain pembinaan agama, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali mendorong upaya pemberdayaan masyarakat setempat lewat lembaga-lembaga mitranya. Di antara bentuk kegiatan pemberdayaan itu, kata Ketua MUI Bali, KH Hasan Ali BA, berupa pengembangan peternakan kambing, pembentukan subak (pengairan tradisional khas Bali), dan pelesterain lingkungan.
"Kita sudah bergerak di dua kabupaten dan mendapat respon yang besar dari masyarakat luas," kata Hasan Ali di Denpasar, Kamis (15/7). Hal itu dikemukakan Hasan dalam jumpa wartawan sehubungan pelaksanaan Musda IX MUI Bali, yang akan digelar di Denpasar, 17-18 Juli mendatang. Musda mengambil tema "Meneguhkan Pengkhidmatan MUI untuk Peningkatan Kualitas Bangsa" dan akan diikuti utusan dari delapan satu kabupaten satu kota.
Menurut Hasan, kerja sama MUI dengan mitra-mitranya dijalankan dengan mendorong pengurus-pengurus MUI di masing-masing kabupaten. Mitra MUI itu, jelas Hasan Ali, antara lain Yayasan Santri Habib Adnan (Sahabad) Bali yang mengembangkan usaha pertanian dan pertenakan rakyat di Desa Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Dalam program itu bukan hanya Muslim yang terlibat, tetapi juga umat non-Muslim.
Sedangkan untuk kegiatan pertanian di Desa Medewi, Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana, MUI mendorong umat muslim setempat untuk memelopori pembangunan sistem pengairan sawah dengan sistem subak. Di subak Medewi ini, tambah Hasan Ali, anggotanya juga ada yang non-Muslim.
"Jadi dalam pemberdayaan masyarakat ini, kita tidak hanya membatasi diri bagi umat Muslim, Justru kami mengupayakan, bagaimana umat Islam bisa bermanfaat bagi orang lain," kata Hasan Ali.
Sementara itu Ketua Panitia Musda, Ismoyo Sumarlan, mengatakan, sesuai AD/ART MUI, musda akan membahas laporan kerja pengurus MUI Bali periode 2005--2010. Selain itu juga akan dibahas rencana/program kerja MUI Bali lima tahun mendatang, serta penyusunan pengurus MUI Bali 2010-2015.