Selasa 20 Jul 2010 01:43 WIB

Di Honduras, Islam Tiba Melampaui Columbus

Rep: Yusuf Assidiq/ Red: Budi Raharjo
Peta Honduras, ilustrasi
Peta Honduras, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sejarah dunia kerap mengagungkan nama Christopher Columbus sebagai orang pertama yang menemukan benua Amerika. Akan tetapi, beberapa sumber kesejarahan merekam kehadiran umat Islam dari Timur Tengah dan Afrika yang telah berlangsung sejak berabad silam ke wilayah tersebut, jauh melampaui sebelum Columbus.

Adalah putra Columbus sendiri, yang bernama Ferdinand, mengungkapkan temuan ayahnya ketika sampai di wilayah utara dan timur Honduras. Kala itu, sang penjelajah asal Spanyol menyaksikan keberadaan orang-orang hitam asal Afrika. Mereka kerap disebut sebagai orang Jaras dan Guabas. Nama ini kemungkinan memiliki kaitan dengan nama sebuah kota di Ghana, yakni Jarra.

Sedangkan kata Guabas, menurut sejumlah sejarawan, bisa dikaitkan dengan kata Kabah atau Kubba, yang notabene merupakan kiblat umat Muslim yang terletak di Tanah Suci Makkah. Maka itu sangat beralasan bila penduduk asal Afrika itu adalah pendatang asal Mali yang sudah memeluk agama Islam yang datang setelah kejatuhan Andalusia.

Beberapa komunitas Muslim di Honduras pada abad 16 dan 17, kerap menyebut diri mereka dengan istilah Almamys. Ini merujuk pada tempat asal mereka dari Spanyol. Mereka nampaknya juga memiliki kaitan erat dengan penduduk Muslim asal Afrika yang ditemui Columbus di kawasan utara dan timur.

Sejarawan Giles Cauvet dalam 'Les Berberes de l'Amerique' melakukan studi perbandingan etnografi antara pendatang dari Afrika, Timur Tengah dan warga asli Amerika. Menurutnya, komunitas yang menamakan diri sebagai Almamys hanya sedikit menjalin kontak dengan ekspedisi Columbus. Istilah itu sendiri dapat ditemukan pada literatur-literatur Islam kuno dari abad 12. '’Bila merujuk pada bahasa Mandinka Mali kuno, istilah tadi memiliki pertautan dengan kata /al Immamu/ yang berarti seorang imam, atau pemimpin,’’ jelasnya.

Demikian pula dalam buku terkenal berjudul 'Nuzhat al Musthaq fi Isthiraq al Afaq' karya sejarawan Muslim terkemuka al Idrisi pada abad 12, menceritakan perjalanan laut satu kelompok umat Islam berjumlah delapan orang. Mereka berlayar dari Afrika Utara dan singgah di Lisbon, Portugal. Setelah menempuh perjalanan selama 31 hari, akhirnya mereka sampai di wilayah yang diyakini sebagai kepulauan Karibia. Selanjutnya mereka mengembara kembali sebelum sampai ke wilayah Amerika Tengah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement