REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Partai Persatuan Pembangunan mengusulkan agar pimpinan DPR mengganti sistem absensi bagi anggota DPR dari sistem tanda tangan menjadi sistem "finger print test" yang lebih modern."Sistem absensi DPR selama ini sudah "jadul" (zaman dahulu), ada baiknya diganti dengan sistem yang lebih modern yakni "finger print test" atau sistem absensi menggunakan sidik jari," Wakil Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, sistem absensi yang modern akan lebih akurat dalam penghitungan tingkat kehadiran anggota, baik kehadiran di gedung parlemen maupun pada rapat-rapat alat kelengkapan.Jika akan diterapkan reumerasi di lembaga DPR yang insentifnya didasarkan pada tingkat kehadiran, menurut dia, hendaknya sistem absensi yang menunjukkan tingkat kehadiran, harus menggunakan sistem yang modern sehingga lebih terukur lebih akurat.
Sistem absensi model lama yang masih diterapkan di DPR hingga saat ini, kata dia, memiliki banyak kelemahan, seperti menandatangani absen sekaligus untuk beberapa hari kehadiran atau ditandatangani oleh tenaga ahli maupun asisten pada rapat-rapat yang harus dihadiri anggota parlemen.
Dengan menerapkan sistem absensi yang lebih modern, menurut dia, maka cara-cara menandatangani absen sekaligus untk beberapa hari tidak bisa dilakukan, demikan juga absensi ang ditandatangani oleh tenaga ahli atau asisten. "Dengan absensi yang menggunakan sidik jari, jika anggota DPR tidak hadir pada saat itu, tidak bisa lagi mengabsen pada keesokan harinya," kata Romy, panggilan Romahurmuziy.
Jika DPR menerapkan renumerasi dengan berdasarkan sistem absensi yang lebih modern, katanya, maka tingkat kehadiran dan tingkat ketidakhadiran yang menjadi dasar pembayaran gaji dan insentif bisa diketahui secara lebih akurat.
Mednurut anggota Komisi VII DPR ini, gaji anggota DPR sebesar Rp47 juta pr bulan, tapi dibayarkan sekaligus Rp15 juta. Sedangkan sisanya, dibayarkan dalam berbgai bentuk seperti tingkat kehadiran di gedung parlemen dan rapat-rapat. Dengan sistem absensi sidik jari ang tidak bisa diwakili orang lain, katanya, maka akan terlihat lebih akurat siapa saja anggota parlemen ang rajin hadir dan siapa saja yang sering mangkir.