REPUBLIKA.CO.ID, PYONG YANG--Korea Utara menyatakan akan memulai “Perang Suci” melawan Amerika Serikat dan Korea Selatan. Pernyataan itu dikemukakan pada Sabtu, (24/7). Hal ini akan terjadi jika mereka menganggap sudah waktunya perang itu terjadi. Apalagi jika dikaitkan dengan kepemilikan nuklir Korea Utara yang banyak dikhawatirkan sekutu.
Korea Utara membuat hubungan dengan Korea Selatan semakin tegang setelah dituduh menenggelamkan kapal perang pada Maret lalu. Dalam peristiwa itu, sebanyak 46 tentara Korea Selatan tewas. Negara itu langsung meningkatkan pertahanan, termasuk latihan militer besar-besaran dengan Amerika Serikat.
Pejabat AS mengatakan provokasi terhadap hal ini kemungkinan bisa terjadi. Apalagi melihat konstelasi politik yang berkembang kepada kekuasaan putra Kim Jong Il. Militer AS dan Korea Selatan mulai latihan di laut dan udara secara besar-besaran pada hari Ahad, (25/7). Mereka berlatih di atas kapal induk bertenaga nuklir. Selain itu telah direncanakan juga latihan gabungan selama Agustus mendatang.
Komisi Pertahanan Korea utara mengatakan tentara dan rakyat Korea Utara yang tergabung dalam Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK) akan memulai perang suci sebagai bentuk balas dendam dengan cara mereka sendiri. “Ini dilakukan untuk melawan imperialis AS dan pasukan boneka Korea Selatan yang sengaja mendorong situasi ke ambang perang," kata anggota komisi itu. Ia mengatakan semua manuver perang tidak lain hanyalah provokasi langsung untuk kepentingan tertentu.
Korea Utara juga tetap menyangkal tuduhan yang mengatakan mereka menjadi penyebab tenggelamnya kapal korvet Cheonan Korea Selatan. Ia pun mengatakan latihan militer yang dilakukan adalah tindakan cerobOh.