REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Indonesia dan Malaysia komitmen untuk bersama-sama menghancurkan sindikat perdagangan narkoba, sehingga tidak ada tempat dan gerak bagi para pelaku, kata Kabareskrim Polri Komjen Polisi Ito Sumardi. Saat membuka pertemuan bilateral antara DIT IV Tindak Pidana Narkoba dan Kejahatan Terorganisir Baresktim Polri dengan Jabatan Siasatan Jenayah Narkotika (JSJN) Polis Di Raja Malaysia (PDRM), di Hotel Horizon Bandung, Rabu, Ito mengatakan kejahatan narkoba merupakan permasalahan multidimensi dengan jaringan peredaran yang luas, dan melibatkan lebih dari satu negara (transnasional).
Sehingga dalam penanggulangannya diperlukan kerja sama antarnegara, melalui stategi berbagai sisi pendekatan permasalahan. Indonesia dan Malaysia, menurutnya, dilihat dari aspek geografis menghadapi permasalahan yang sama, di mana kedua negara memiliki garis perbatasan darat ("border line") dan garis perbatasan perairan atau pantai yang cukup panjang. Selain itu penerbangan langsung dari Indonesia ke Malaysia atau sebaliknya.
Kesemuanya itu, lanjut Ito, terbuka peluang sebagai jalur peredaran narkotika, sehingga diperlukan mekanisme pencegahan dan pengawasan bersama. Dari permasalahan tersebut, melalui pertemuan bilateral, di samping untuk lebih meningkatkan persahabatan dan kerja sama, juga diharapkan dapat merumuskan stategi dan mekanisme yang dapat segera diimplementasikan dan diakselerasikan guna efektivitas pengungkapan kasus-kasus kejahatan narkoba yang melibatkan jaringan pelaku di Indonesia dan Malaysia.
Mencermati perkembangan kejahatan narkotika yang terus meningkat, baik di tataran regional maupun global, maka selaku institusi penegak hukum, jelas Ito, baik Badan Reserse Kriminal Polri dan JSJN Polis Di Raja Malaysia, tentu merasakan keprihatinan, sehingga menumbuhkan komitmen untuk bersama-sama merapatkan barisan, menyatukan tekad memberantas sindikat narkotika hingga tidak ada tempat dan ruang gerak lagi sedikitpun bagi para pelaku.
Diharapkan koordinasi dan kerja sama yang telah terjalin harmonis, melalui acara pertemuan bilateral ke V tersebut dapat tetap terjaga dan terpelihara. "Diharapkan hambatan dan kendala dalam penanganan kejahatan narkoba, jaringan sindikat Indonesia - Malaysia dapat terselesaikan dengan baik. Serta saling pengertian dan tidak merugikan pihak manapun, serta tetap saling menghormati ketentuan perundang-undangan yang berlaku di masing-masing negara," ujarnya.