REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Manfaat Indonesia menjadi salah satu bagian dari G-20 atau The Group of Twenty, masih terus dipertanyakan. Indonesia, sebagai salah satu negara anggota yang dianggap memiliki kekuatan ekonomi dunia, harus memiliki posisi tawar yang kuat dengan negara-negara lain.
Mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Miranda S Goeltom, mengimbau agar dibentuk G-20 Center untuk Indonesia. G-20 Center ini akan menjadi lembaga think tank Indonesia untuk memperkuat posisi tawar Indonesia dalam percaturan politik dunia.
"Brazil dan Cina sudah memilikinya. Kita jangan sampai tertinggal dengan negara lain," kata Miranda dalam acara Optimalisasi Diplomasi Indonesia di G-20 yang dilaksanakan di Hotel Amarossa, Bandung, Selasa (3/8) pagi.
Ia mengimbau agar deputi-deputi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, menjadi leader atau unggul atas ide-ide brilian yang dicetuskan dalam pertemuan G-20. Sehingga posisi Indonesia di G-20 tidak dipandang sebelah mata. Kalau tidak begitu, tambahnya, Indonesia hanya akan menjadi follower atau pengekor ide-ide dari negara besar lainnya.
Masuknya Indonesia ke dalam G-20, lanjutnya, merupakan pengakuan atas meningkatnya peran Indonesia di perekonomian global yang menempatkan Indonesia pada posisi strategis dalam menentukan arah dan kebijakan perekonomian global. “Pejabat-pejabat di Kemenlu RI, harus memiliki visi yang jelas untuk memanfaatkan posisi Indonesia dalam G-20. Arogansi antar departemen pun harus diminimalisasi,” tegasnya.
Ia menilai, Indonesia kerap kalah melangkah dibandingkan dengan negara lain. Ia mencontohkan untuk climate change atau perubahan iklim akibat pemanasan global (Global Warming), di Indonesia baru terbentuk kelompok-kelompok kecil untuk membahas masalah tersebut. Sedangkan India dan Cina sudah menyiapkan kelompok-kelompok besar untuk membahas secara fokus mengenai pemanasan global.
Ia juga mengingatkan, orang-orang yang memiliki institutional memory di G-20 seperti dirinya dan Anggito Abimanyu, harus tetap dilibatkan dalam penguatan peran Indonesia dalam kelompok 20 negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut. “Jangan sampai pemikirannya tidak berguna. Karena kami memiliki pengetahuan yang lebih luas dan detail tentang perkembangan G-20.” tutur perempuan yang menyatakan sejak 2008 telah mewakili Indonesia dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20. c23