REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad, memanfaatkan sebuah acara di Teheran untuk mengecilkan sanksi terbaru PBB atas Iran. Dia juga menyatakan keraguannya atas Holocaust atau pembantaian terhadap orang Yahudi sekitar Perang Dunia II dan serangan teroris di Amerika Serikat (AS) tahun 2001.
Dalam pidatonya hari Sabtu waktu setempat (7/8) untuk memperingati Hari Wartawan Nasional Iran, Ahmadinejad melukiskan sanksi keempat DK PBB itu ibarat secarik kertas yang tak punya harga. Dia mengatakan, pemimpin Barat yang berpendapat sanksi itu akan meningkatkan tekanan publik terhadap pemerintahnya adalah orang-orang bodoh.
Sanksi PBB bertujuan untuk menekan Iran menghentikan pengayaan uranium, sebuah proses yang menurut negara-negara Barat dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir. Iran mengatakan, program nuklirnya bertujuan damai.
Ahmadinejad juga menegaskan kembali ketidakpercayaannya atas Holocaust, dengan mengatakan, ihwal itu dibuat-buat untuk menggambarkan orang Yahudi sebagai korban dan membenarkan pembentukan negara Israel.
Dalam pidatonya itu, Presiden Iran menuduh media Barat mendalihkan serangan terror 11 September 2001 di AS sebagai alasan guna membenarkan serangan AS ke Afghanistan dan Irak.