REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Jika ditanya pada Mark Hughes, siapakah orang yang paling berjasa baginya di dunia sepak bola, jawabannya hanya satu: Alex Ferguson. Di tangan pelatih berkebangsaan Skotlandia itu, Hughes tumbuh sebagai pemain yang disegani di daratan Britania Raya maupun Eropa di era 80-an.
Berkat sentuhan tangan dingin Fergie --panggilan Ferguson-- pulalah Hughes mendapatkan ilmu kepelatihan kelas wahid. "Dia selalu memberi pengaruh pada setiap anak asuhnya, termasuk saya. Tak hanya itu, dia pun selalu bersikap baik pada orang yang bekerjasama dengannya " ujar Hughes seperti dikutip dari situs guardian.uk.
Kini sang murid dan guru kembali akan bertemu. Pertemuan mereka bukan untuk merayakan reuni atas kebersamaan yang pernah dilalui. Melainkan pertarungan hidup-mati guna memperebutkan tiga angka di Liga Primer Inggris, Ahad (22/8) malam. Klub asuhan Hughes, Fulham, akan menantang tim yang pernah membesarkannya, Manchester United (MU), yang hingga kini masih dibesut Alex Ferguson.
Meski menaruh hormat, Hughes tetap akan meminta anak buahnya bermain habis-habisan. "Pasti kami tak akan diam dan menyerah melawan mereka. Saya akan instruksikan para pemain untuk keluar menyerang demi kemenangan," tegasnya. Kemenangan atas MU akan dijadikannya salam perkenalan di hadapan publik Fulham yang memadati stadion Craven Cottage.
Walau bersikap baik di luar lapangan, Ferguson tidak pernah memberi hati bagi sang murid di atas lapangan hijau. Hughes yang kini tumbuh sebagai pelatih papaan atas Liga Premier Inggris, tidak pernah mendapat angin segar dari Fergie saat keduanya berhadapan.
Tercatat sepanjang tujuh kali pertemuan melawan sang guru, Hughes hanya mampu meraih sekali kemenangan dan sekali imbang. Sisanya, kekalahan harus diterima Hughes.
"Manchester United adalah tim kuat yang sangat sulit dikalahkan. Sepanjang karier kepelatihan saya, MU-lah tim yang paling sulit dihadapi," kata pria yang pernah menjadi anak asuh Ferguson di MU pada tahun 1986.
Dalam partai ini, Hughes akan mengandalkan kemampuan agresif para pemain tengahnya. Winger asal Irlandia, Damien Duff akan menjadi motor untuk mendobrak pertahanan Setan Merah yang digalang Nemanja Vidic dan Jhonny Evans.
Duff akan didukung eksplosivitas duet gelandang Clint Dampsey dan Zoltan Gera. Ketiganya akan menjadi penyuplai bola bagi mesin gol Bobby Zamora.
Kolaborasi penyerangan Fulham menjadi momok tersendiri bagi Setan Merah. Pada pertemuan terakhir di Craven Cottage musim lalu, agresivitas Fulham berhasil meluluhlantahkan MU. Tidak tanggung-tanggung, MU dibuat malu dengan kekalahan telak 0-3 atas Fulham.
Kekalahan atas Fulham menjadi rekor kekalahan terburuk MU di musim 2009/2010. Hal itulah yang kini coba diulang Hughes. "Musim lalu tim ini bermain sangat luar bisa. Saya ingin musim ini kami mampu tampil lebih baik dan lebih stabil," kata pria yang pada Juli lalu mengambil alih tongkat kepelatihan Fulham dari tangan Roy Hodgson.
Di pihak lain, tim Setan Merah, Manchester United mematok target kemenangan guna bersaing di papan atas klasemen. Kemenangan akan dijadikan modal bagi Wayne Rooney cs untuk menggusur Chelsea di puncak klasemen. Saat ini, MU bertengger di peringkat kedua Liga Premier Inggris di bawah The Blues Chelsea.
"Sangat penting bagi sebuah tim untuk melakukan start yang bagus di Liga Premier. Kami harus mempertahankan performa agar tidak tertinggal di klasemen," kata Ferguson seperti dikutip goal.com.
Atas dasar itu, Ferguson siap menghadirkan tiga angka, sekaligus memberi mimpi buruk bagi sang murid. Walau begitu, Fergie sedikit dirisaukan dengan kondisi Wayne Rooney.
Penyerang yang diandalkan MU sebagai pendobrak di lini depan, hingga kini masih mengalami paceklik gol. Total, Rooney telah puasa mencetak gol dalam 13 partai terakhir Setan Merah dan tim nasional Inggris.
"Rooney sama halnya dengan penyerang lain di dunia. Apabila gagal mencetak gol, dia akan mulai meluntur kepercayaan dirinya. Karena itu, dia kini lebih berpikir untuk mengoper bola ketimbang menyelesaikannya ke gawang," keluh Ferguson.