REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG--Masyarakat Filipina di Hong Kong, yang sebagian besar mencakup pekerja rumah tangga dan tenaga kasar menyuarakan kekhawatirannya menyusul drama penyanderaan di Manila yang berakhir dengan delapan korban tewas.
Serikat buruh utama Filipina mengatakan telah terjadi setidaknya satu pemecatan seorang pembantu oleh majikan Hong Kong yang marah atas pembajakan di mana seorang mantan polisi menyita satu bus penuh turis Hong Kong pada hari Senin.
"Ini pemecatan secara langsung berhubungan dengan insiden ini," kata Eman Villanueva, wakil ketua Filipina Migrant Workers Union, sebuah konferensi pers tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Sebanyak 200 ribu warga Filipina mengais rezeki di Cina selatan, sebagian besar dari mereka bekerja sebagai pelayan dan pekerja rumah tangga. Banyak dari mereka mengeluh terancam atau dilecehkan pascainsiden itu.
"PRT bisa dipecat tanpa penjelasan di bawah hukum perburuhan Hong Kong," kata Elizabeth Tang, kepala eksekutif Hong Kong Confederation of Trade Unions, kepada wartawan. "Itu sebabnya kami khawatir tentang pelampiasan kemarahan mereka dan frustrasi terhadap pekerja rumah tangga."