Kamis 26 Aug 2010 09:16 WIB

Hasyim: Tak ada Lagi Kebanggaan Kita, Kecuali Toleransi Beragama

Rep: osa/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum International Conference of Islamic Scholars (ICIS) KH hasyim Muzadi menegaskan bahwa tidak ada lagi yang bisa dibanggakan di negeri ini, kecuali toleransi beragama atau toleransi antarumat beragama. ''Indonesia ini sudah tidak ada lagi yang bisa dibanggakan. Politiknya begitu, ekonomi begitu, non sense. Hanya toleransi umat antarumat beragama yang masih bisa kita banggakan. Bila itu sudah terkoyak, kita tidak punya apa-apa lagi,'' tegas Kiai Hasyim dalam pertemuan dengan Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) serta para pemimpin umat lintas agama di kantor ICIS, Jakarta, Rabu (25/8).

Ditambahkan Kiai Hasyim, negara ini memiliki pemerintahan, namun ibaratnya tidak diketahui di mana keberadaan pemerintahan tersebut. ''Pemimpinnya pun selalu menghindari masalah, bukan justru menyelesaikan masalah,'' tandas Kiai Hasyim.

Kiai Hasyim memfasilitasi pertemuan pimpinan FPI dengan para pemimpun umat lintas agama, menyusul peristiwa-peristiwa yang terjadi di Indonesia belakangan ini yang dapat memicu perpecahan antarumat beragama. Hadir dalam pertemuan itu antara lain Ketua Umum FPI Habib Rizieq Shihab, Ketua FPI Habib Muhsin Ahmad Alatas, Ketua FPI Munarman, Ketua PGI, Pimpinan Walubi, Hindu serta KWI.

Salah satu kesimpulan dari pertemuan itu, bahwa para pemimpin lintas agama sepakat pemerintah tidak bisa bersikap tegas terhadap jaminan menjalankan ibadah. Kesepakatan lainnya adalah bahwa setiap permasalahan yang timbul yang menyangkut dan berpotensi bersinggungannya kerukunan antarumat beragama dapat diselesaikan bersama-sama dengan baik dan mengedepankan toleransi. ''Bila bangsa ini brukun dan bersatu, banyak yang bisa kita lakukan,'' tegas Bhiksu Dutavira dari Walubi.

FPI tidak Pernah Anti Pluralitas

Pada kesempatan itu, Habib Rizieq menjelaskan peran dan keberadaan FPI. ''Kami, FPI tidak pernah menolak kebhinekaan, kemajemukan dan tidak pernah anti terhadap pluralitas,'' tegas Habib Rizieq. Tapi menurutnya, FPI menolak pluralisme sebagai pemahaman atau isme-nya.

Ditambahkan Habib Rizieq, selama ini FPI adalah ormas Islam yang paling sering difitnah dan dituduh. ''Misalnya kasus di Bekasi, setelah diinvestigasi oleh aparat keamanan, terbukti FPI tidak terlibat,'' tutur Habib Rizieq. Menurutnya, FPI tidak pernah bermusuhan dan tidak pernah menanamkan kebencian pada umat beragama lain. ''Tapi kami bersikap tegas pada siapapun yang mengganggu umat Islam,'' tandasnya.

Habib Rizieq juga sepakat bahwa ibadah tidak boleh diganggu oleh umat beragama manapun. ''Ibadah yang sifatnya individu, perseorangan, silahkan dan tidak boleh siapapun mengganggu. Tapi manakala ibadah itu dilakukan dalam bentuk komunitas atau bersama-sama, tentunya perlu mentaati peraturan perundangan yang berlaku,'' tegas Habib Rizieq.

Dikatakan Habib Rizieq, ia selalu menyerukan ;pada umat Islam yang berada di tempat minoritas, seperti di Manado, NTT dan beberapa kabupaten di Papua, untuk tidak mendirikan masjid. ''Kecuali sudah sesuai dengan ketentuan peratyran perundangan yang berlaku,'' katanya. Di sisi lain, Habib Rizieq juga berharap agar agama lain juga mentaati dan menghormati peraturan perundangan tersebut.

Para pemimpin lintas agama dan FPI bersama ICIS, berencana menuangkan kesepakatan-kesepakatan dalam sebuah dokumen tertulis dan nantinya diserahkan ke Presiden.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement