REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO--Tim Suter Racing merasa benar-benar 'hancur' dengan kematian pembalap mereka yang baru berusia 19 tahun, Shoya Tomizawa, pada kejuaraan balap motor dunia Moto2 di San Marino GP, Ahad (5/9).
Tomizawa sedang melaju dengan kecepatan tinggi sebelum tergelincir di tikungan dan dihantam dari belakang oleh Alex de Angelis dan Scott Redding, yang juga terguling tetapi tidak mengalami cedera serius. Pembalap Jepang itu tewas karena cedera di dadanya setelah dilarikan ke rumah sakit lokal.
"Shoya lebih dari sahabat bagi kami. Ia seperti anggota keluarga kami," kata CEO Suter Racing Eskil Suter dalam pernyataannya. "Ia dicintai siapa saja dan saya amat menyesalkan insiden tragis ini.''
Suter menyatakan de Angelis dan Redding tidak memiliki kesempatan untuk menghindarkan tabrakan dengan Tomizawa.
"Saya juga menyesalkan kejadian yang menimpa De Angelis dan pmebalap kami Scott Redding," kata Suter. "Selain cedera di tulang punggungnya, Scott tidak mengalami cedera serius lain."
"Tetapi dari sisi mental, De Angelis amat terguncang dan merasa hancur tetapi itu bukan kesalahannya,'' jelas Suter. ''Ini membuktikan balapan berbahaya dan lintasan sirkuit harus lebih diamankan dari waktu ke waktu.''
Pembalap berusia 13 tahun juga tewas dalam perlombaan kecil sebelum berlangsung Indianapolis MotoGP pada lomba GP Agustus lalu.
Juara bertahan MotoGp, Valentino Rossi, yang kakinya patah dalam kecelakaan sebelum perlombaan Italia Grand Pric, Juni lalu, menyayangkan terjadi kecelakaan ini. ''Tapi inilah yang dapat terjadi, Shoya dalam kehidupan sehari-hari amat menyenangkan, kecelakaan itu mengerikan."
Rossi pernah memimpin para pembalap untuk menghormati kematian temannya dari Jepang, Daijiro Kato. Kato tewas dalam kecelakaan di Jepang Grand Prix pada 2003.