Rabu 08 Sep 2010 01:47 WIB

Kompolnas : Rusuh Buol Akibat Lemahnya Pengawasan

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kerusuhan Buol, Sulawesi Tengah, yang hingga saat ini memakan delapan korban tewas dinilai merupakan akibat dari lemahnya sistem pengawasan dari unsur inspektorat pengawasan. Menurut Sekretaris Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Adnan Pandu Praja, Polri harus memperbaiki sistem mekanisme pengawasan di daerah jika tidak ingin terjadi kasus yang sama seperti Buol.

"Pengawasan belum maksimal. Ini cerminannya ada pada kasus Buol ini. Tidak ada jaminan tidak berulang kalau belum ada perubahan," tutur Adnan di Kantor Kompolnas, Jakarta, Selasa (7/9).

Oleh karena itu, ungkap Adnan, pengawasan di level inspektorat pengawasan daerah (irwasda) harus lebih intensif sehingga pelanggaran yang dilakukan oleh polisi dapat segera ditindaklanjuti oleh Irwasda. Sehingga, ungkapnya, warga pun tidak akan mudah melakukan aksi anarkis seperti yang terjadi di Buol.

Unsur pengawasan sendiri, ujar Buol, merupakan salah satu dari lima belas butir dari Reformasi Birokrasi Polri (RBP) yang merupakan agenda reformasi Polri. Sayangnya, dari lima belas butir RBP tersebut, pengawasan merupakan butir yang termasuk belum dijalankan secara maksimal.

Selain itu, Adnan mengatakan, penanganan pengaduan masyarakat yang dilakukan oleh Polri selama ini tidak maksimal. Ia mencontohkan banyak warga yang melakukan pengaduan tidak ditindaklanjuti oleh Polri. "Masyarakat tidak diklarifikasi proses persidangannya, masyarakat tidak tahu apakah pasal yang dikenakan setimpal dengan apa yang dilakukannya," jelasnya.

Adnan menegaskan, minimnya penanganan pengaduan masyarakat tersebut dapat menjadi penyulut kerusuhan-kerusuhan seperti kasus Buol dan pembakaran Mapolsek Rawas Ulu, Musi Rawas, Sumatra Selatan.

Sementara itu, Kadiv Humas Polri, Brigjen Pol Iskandar Hasan menyanggah lemahnya sistem pengawasan Polri di daerah-daerah. Menurutnya, kasus kerusuhan Buol terjadi akibat kesalahan warga yang sejak awal memang tidak mematuhi peraturan lalu lintas. "Masyarakat belum bisa menerima kalau dia salah,"ujar Iskandar saat dihubungi pada Selasa (7/9).

Menurut Iskandar, mekanisme pengawasan Polri sendiri sudah jelas saat bekerja di lapangan. Ia pun kembali menegaskan kerusuhan Buol dan kerusuhan di Sumatra Selatan tidak ada kaitannya dengan sistem pengawasan Polri. "Tidak ada kaitannya dengan proses pengawasan," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement