Kamis 16 Sep 2010 08:13 WIB

Insya Allah Masjid Pertama di Kutub Utara Segera Berdiri

Rep: Agung Sasongko/ Red: irf
Suasana kota Inuvik
Foto: Alarabiya
Suasana kota Inuvik

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS--Jurnalis asal Arab Saudi segera membangun sebuah masjid di kawasan bersuhu ekstrem di utara Kanada. Pembangunan masjid ini diharapkan mampu menampung komunitas Muslim di kawasan itu yang tidak memiliki tempat ibadah yang representatif. Masjid itu nantinya diberinama 'Masjid Di Ujung Dunia'.

Lokasi masjid diperkirakan tak jauh dari Inuvik, sebuah kota kecil yang berjarak 200 km dari kutub utara. Inuvik yang  berarti 'tempat para manusia' ini memiliki populasi 3.700 jiwa di mana 75-80 jiwa di antaranya merupakan komunitas Muslim yang berasal dari Timur Tengah. Inuvik dikenal sebagai kota dengan harga barang pokok termahal di dunia. Hal itu disebabkan minimnya pasokan bahan pokok lantaran jaraknya yang jauh. Selama musim dingin, suhu kawasan itu tercatat minus 40 derajat.

Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan masjid diperkirakan komunitas muslim Inuvik mencapai 750 ribu dolar AS. Rencananya, dana pembangunan itu akan dikumpulkan ketika Husein Saud Qasti, penggagas pembangunan masjid tiba di lokasi tersebut. Qasti yang beristrikan warga Manitoba, salah satu nama provinsi di Kanada, merasakan betapa frustasinya komunitas Muslim Inuvik ketika menjalankan ibadah.

Berangkat dari rasa frustasinya, ia menggalang dana dari sejumlah komunitas Arab yang berada di Kanada dan seorang insyinyur asal Irak, Ahmed al-Khalaf yang berdomisili di Inuvik. Salah seorang perempuan Saudi yang tidak mau disebutkan namanya turut menyumbang 190 dolar AS. Sejauh ini, dana yang dikumpulkan telah mencapai 500 ribu dolar AS. "Saya suka nama masjid ini," ujar Qasti mengkomentari nama yang diberikan alarabiya.

Terganjal jarak

Meski persoalan dana tidak ada masalah, tapi ada satu hal yang mengganjal langkah pembangunan masjid. Ganjalan itu begitu terasa mengingat untuk menjangkau kawasan itu butuh perhitungan yang cermat.

"Ada satu cara yang membuat pembangunan masjid hemat biaya yakni membangun kerangka masjid di Winnipeg, ibukota provinsi Manitoba. Kemudian memindahkanya ke Inuvik dengan menggunakan kapal," papar Qasti. Dia menjelaskan untuk mengirimkan kerangka bangunan saja diperlukan waktu 45 hari dengan jarak 4.300 km dari Winnipeg. Menurut Qasti, pengiriman ini tentu berpotensi masuk dalam rekor dunia versi Guinness World Records.

Pembangunan kerangka masjid sudah dimulai sejak April lalu. Pembangunan itu melibatkan duet Qasti dan Khalaf. Khalaf bertanggung jawab terhadap desain bangunan sedangkan Qasti bertanggung jawab terhadap konstruksi bangunan masjid. Setelah selesai bangunan berukuran 457 meter persegi ini bakal dilengkapi dengan menara, kursi, pintu dan mimbar untuk imam.

Perlengkapan pengisi masjid akan dikirimkan melalui Edmonton, sebuah kota yang berlokasi di provinsi Alberta. Pengiriman via jalan darat ini akan memakan waktu selama sebulan dengan menempuh jarak 2.900 km.

Biaya yang dikeluarkan selama proses pengiriman mencapai 49 ribu AS dan akan bertambah lagi 40 ribu AS ketika tiba di Inuvik. "Diawal kita akan menegakan dahulu menara dan memperbaikinya, selanjutnya membentangkan karpet dan melakukan sejumlah polesan akhir. Insya Allah Shalat pertama akan dilangsungkan dua minggu dari sekarang," kata dia.

Khalaf menambahkan keberadaan masjid bakal memberikan harapan kepada komunitas Muslim Inuvik yang juga tidak memiliki kuburan. Menurut cerita Khalaf, ketika ada satu anggota komunitas Muslim yang meninggal, mayatnya harus diambil dalam pesawat khusus pemakaman Muslim yang berada di Edmonton.

Pusat kebudayaan Islam

Selain memenuhi kebutuhan ibadah komunitas Muslim Inuvik, Khalaf berencana mendorong Muslim Inuvik untuk membangun kuburan dan pusat kebudayaan. Dia menilai, dengan cara itu komunitas Muslim dapat terbantu. "Di sini Muslim berpuasa lebih dari 18 jam," katanya.

Sebagai informasi, sebagian besar Muslim Inuvik berasal dari Sudan dan sisanya berasal dari Mesir, Yordania, Lebanon, dan Palestina. Sepertiga Muslim Inuvik bekerja sebagai sopir taksi, pemilik restoran, tukang cukur rambut, perusahaan keamanan dan pedagang bahan pokok. Menurut cerita Muslim Inuvik, pendatang Muslim pertama bernama Syrian Talal al-Khateeb yang tiba pertama kali 28 tahun lalu. Al-Khateeb kemudian membangun komunitas Muslim Inuvik.

sumber : Alarabiya
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement