Jumat 17 Sep 2010 21:34 WIB

Bank Dunia: Palestina Miliki Potensi Besar Jadi Negara

Bendera Palestina
Foto: wordpress.com
Bendera Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Otoritas Palestina memiliki posisi baik untuk membentuk satu negara. Namun Palestina masih akan tergantung pada bantuan asing jika tidak dapat menarik investor swasta dan memacu pertumbuhan ekonominya, demikian menurut laporan Bank Dunia, Kamis (16/9).

Laporan kepada negara-negara donor oleh lembaga pengentas kemiskinan itu muncul di tengah upaya-upaya perdamaian baru antara Palestina dan Israe lyang dipimpin Amerika Serikat. Berbarengan pula dengan tujuan Palestina untuk menempa kesepakatan bagi terbentuknya negara Palestina dalam setahun ini.

Bank Dunia sepakat memberikan bantuan hibah 40 juta dolar AS untuk dukungan anggaran belanja bagi Otoritas Palestina pada Kamis. Badan itu mengatakan, Otoritas Palestina menghadapi kemerosotan keuangan antara 300 juta dolar AS sampai 400 juta dolar AS pada 2010.

"Jika Otoritas Palestina memelihara penampilannya seperti sekarang ini dalam membangun institusi dan melakukan pelayanan publik, Palestina diposisikan baik untuk membentuk satu negara di masa dekat mendatang," kata Bank Dunia.

Bank Dunia bertindak sebagai mengawasi dana kepercayaan Palestina atas nama negara-negara donor. Lembaga itu mengatakan Otoritas Palestina telah membuat kemajuan dalam melakukan pengeluaran, dengan target anggaran dan juga telah meningkatkan pendapatan dengan memperbaiki pemungutan pajak.

Meskipun ada upaya-upaya ini, Otoritas Palestina akan masih tergantung pada bantuan jika sektor swasta tidak bersemangat dalam melakukan pengembangan, katanya. "Jika tindakan itu tidak dilakukan dalam waktu dekat, yakni mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan sektor swasta demi pertumbuhan yang berkesinambungan, Palestina masih bakal tergantung pada donor," kata Bank Dunia.

Bila lembaga-lembaga Palestina tidak bertindak bagaimana meningkatkan maka tidak akan mampu mendukung kehidupan suatu negara. Pertumbuhan ekonomi berkesinambungan di Tepi Barat dan Gaza masih belum ada, katanya melanjutkan.

"Perubahan-perubahan penting dalam kebijakan lingkungan masih diperlukan untuk meningkatkan investasi swasta terutama di sektor-sektor produktif yang bisa membuat Otoritas Palestina mengurangi ketergantungannya pada bantuan donor secara gamblang," menurut laporan.

Masih ada bukti anekdot investor swasta yang akan mulai meminati beberapa sektor investasi. Bank-bank dan program jaminan pinjaman yang mengindikasikan ketertarikan banyak pengusaha mengamati untuk membiayai proyek-proyek jangka panjang, menurut Bank Dunia.

Antara 2008-2009 saja, jumlah pengusaha baru tercatat melonjak lebih dari 30 persen, katanya menambahkan. Bank Dunia mengatakan, pihaknya terlalu dini untuk menilai apakah relaksasi sebagian atas blokade Gaza telah berdampak di sektor ekonomi.

"Dalam suatu kasus, dampak terhadap sektor swasta akan dibatasi sedangkan larangan ekspor terus berlangsung," katanya.

sumber : Ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement