REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Persebaya, Surabaya, Saleh Ismail Mukadar mengaku heran dan bingung dengan keputusan Komisi Disiplin PSSI. Ia mendapat sanksi dari PSSI, namun ia sendiri mengaku tak apa apa kesalahannya.
Saleh yang dihubungi mengaku tidak habis pikir tentang hukuman yang dijatuhkan. Sebab jika kasus Persebaya menolak bertanding melawan Persik dalam laga tunda LSI musim lalu di Palembang, 8 Agustus 2010 silam, ia menilai hukuman tersebut tidak pada tempatnya.
"Keputusan kan diambil oleh manajer saat itu, Pak Gede. Jadi tolong ditanyakan lagi kepada Komdis atas kasus apa saya dihukum," kata Saleh.
Komisi Disiplin (Komdis) PSSI menghukum Ketua Umum Persebaya Surabaya, Saleh Ismail Mukadar, denda Rp 50 juta dan larangan beraktivitas dalam lingkungan sepakbola nasional selama tiga tahun. Tak hanya Saleh,manajer Persebaya di Liga Super Indonesia musim 2009/2010, I Gede Widiade dikenakan skorsing selama satu tahun dan denda uang Rp 30 juta.
Komisi disiplin juga menolak protes yang diajukan Persebaya pada 11 Agustus 2010. Protes ini terkait ditetapkannya pertandingan ulang antara Persebaya dengan Persik Kediri pada 8 Agustus di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang.
Pertandingan ulang di Palembang digelar setelah sebelumnya pihak keamanan tidak memberikan izin rencana pertandingan ulang di Stadion Brawijaya, Kediri, 5 Agustus.
Saleh dikenal sebagai tokoh yang kritis terhadap PSSI dibawah kepemimpinan Nurdin Halid. Paling baru, Saleh mengumumkan Persebaya akan tampil di Liga Primer Indonesia (LPI). Padahal PSSI tidak merestui LPI dan mengancam akan menghukum klub yang berpartisipasi.