Selasa 05 Oct 2010 07:34 WIB

DPR Kembali Sebut Intelijen Polisi Lemah

Rep: Abdullah Sammy/ Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Komisi III DPR RI menilai intelijen polisi lemah sehingga mengakibatkan pecahnya peristiwa berdarah di Jalan Ampera, Jakarta Selatan, Rabu (29/9). Anggota Komisi III dari F-PDIP, Herman Herie mengatakan, polisi seharusnya bisa mengendus potensi terjadinya bentrok antardua kelompok, terlebih seminggu sebelumnya sempat terjadi aksi baku hantam di ruang pengadilan.

"Kami melihat polisi seakan tidak berdaya menghadapi peristiwa di Ampera. Dan kemarin terlihat ada semacam pembiaran," ujar Herman seusai pertemuan dengan jajaran Polda Metro Jaya, Jumat (1/10).

Karenanya, dalam kesempatan itu, Komisi III DPR meminta penjelasan dari Kapolda perihal bentrok yang mengakibatkan tiga nyawa melayang. Pertemuan itu dihadiri sekitar 20 anggota dewan dan jajaran petinggi Polda.

Herman mengatakan, DPR memandang polisi ragu-ragu dalam mengambil tindakan. "Di satu sisi, kami tahu polisi tidak mau mengambil tindakan yang berpotensi melanggar HAM. Tapi di satu sisi juga, polisi kesannya ragu bertindak. Padahal yang terlibat bentrok ada yang membawa senjata," katanya.

Herman menjelaskan, Komisi III DPR mengkritik lemahnya fungsi intelijen polisi. Dan hal ini, ujar dia, juga diakui kapolda. "Kapolda mengatakan akan ada pembenahan. Ini baik untuk dilakukan dan Komisi III siap mendukung termasuk dengan tambahan anggaran," ungkapnya.

Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Timur Pradopo mengakui ada kekurangan dalam fungsi intelijen. Namun dia membantah hal itu diakibatkan lemahnya polisi dalam melaksanakan fungsi. Hal itu, ujarnya, disebabkan masih belum optimalnya langkah pencegahan. Masalah anggaran diakuinya menjadi penyebab terbatasnya fungsi intelijen kepolisian. "Tentunya ada anggaran, tapi tidak optimal. Kita akan perjuangkan itu," ujar Timur.

Terkait aksi premanisme yang marak terjadi, Timur menegaskan pihaknya akan mengambil langkah tegas. Menurutnya, kebijakan tegas terhadap preman diperlukan untuk menimbulkan efek jera. "Kami akan lakukan tindakan tegas, bila perlu pelaku akan dilumpuhkan," tegasnya.

Langkah tegas terhadap preman mendapat dukungan DPR. Menurut Herman, polisi memang harus mengambil tindakan tegas, termasuk tembak di tempat. Aksi beringas dua kelompok preman terjadi di depan PN Jakarta Selatan, sebelum digelar sidang bagi terdakwa kasus Blowfish, Rabu (29/9).

Kelompok yang pro dan kontra terdakwa terlibat aksi saling serang di Jalan Ampera Raya sehingga mengakibatkan jatuhnya tiga korban jiwa. Saat ini, kasus bentrok Ampera masih dalam penyelidikan aparat Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Polisi telah menetapkan seorang tersangka, diketahui berinisial S.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement