Senin 11 Oct 2010 23:16 WIB

Korban Meninggal Banjir di Wasior Tembus 145 Orang

Rep: Prima Restri / Red: Djibril Muhammad
Banjir bandang di Wasior, Papua Barat.
Banjir bandang di Wasior, Papua Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Korban meninggal banjir bandang distrik Wasior, Teluk Wondama, Papua Barat hingga Senin (11/10) menjadi 145 orang. Sementara korban luka berat 185 orang yang dirujuk ke Nabire dan RSUD Manokawri dan korban luka ringan sebanyak 535 orang yang sebagian besar sudah pulang ke rumah. Sementara sebaran pengungsi sebanyak 1.859 orang di Manokawari dan 135 orang di Kabupaten Nabire.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menko Kesra Agung Laksono usai melaksanakan Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Wasior di Jakarta, Senin (11/10). Rakor dihadiri, Mensos Salim Segaf Al-Jufri, Menhub Freddy Numberi, Menkes endang Sedyaningsih, Menteri PU Joko Kirmanto, Mentri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta, Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Syamsul Maarif dan Sekjen Kemendiknas Dodi Nandika.

Diungkapkan pula perawatan medis seluruh korban gempa akan ditanggung negara. ''Banyak korban tergolong luka ringan tapi menderita lecet di seluruh tubuh dan juga pengungsi yang meminum lumpur yang terbawa banjir," tutur Agung.

Saat ini pemerintah kabupaten dan unsur terkait sedang mencari lokasi untuk membangun hunian sementara (huntara) yang lebih aman. ''Hunian sementara itu bisa menolong agar anak-anak sekolah bisa belajar kembali,'' ungkapnya.

Sementara Sekretaris Jenderal Kementrian Pendidikan Nasional, Dody Nandika menjelaskan bahwa tim trauma untuk membantu anak-anak trauma korban bencana sudah dikirim. Begitu juga dengan bantuan seragam dan alat belajar sudah siap. Menanggapi banyaknya guru yang eksodus, tambah Dody Kemendiknas akan mencari guru-guru sukarelawan dan juga widiyiswara (guru pensiunan yang masih berpotensi) untuk mengajar anak-anak koran bencana.

Sedangkan untuk sekolah darurat, kata Dody, Kemendiknas sudah menyiapkan sepuluh set. ''Sekolah darurat tersebut siap dikirimkan,'' tutur dia. Target waktu berdirinya sekolah darurat ini selesai pada masa tanggap darurat meskipun dengan kondisi yang terbatas. Pemerintah menetukan masa tanggap darurat 4-18 Oktober 2010.

Untuk korban meninggal, pemerintah melalui Kementrian Sosial memberikan santunan sebesar Rp 4 juta rupiah per orangnya. ''Kami sedang mendata korban meninggal yang akurat,'' tutur Menteri Sosial, Salim Segaf Al Jufri. Begitu data keluar santunan akan langsung disampaikan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement