Selasa 12 Oct 2010 23:41 WIB

30 Ton Obat-obatan untuk Jamaah Haji Telah Disiapkan

Pasien di Balai Pengobatan Haji Indonesia Makkah.
Foto: Siwi Tri Puji/Republika
Pasien di Balai Pengobatan Haji Indonesia Makkah.

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH--Jamaah calon haji tak perlu cemas. Pantia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah siap dengan menyediakan 30 ton obat untuk keperluan pelayanan kesahatan jamaah haji tahun ini. Hal tersebut diutarakan Wakil Ketua bidang Kesehatan PPIH Chairul Radjab Nasution di sela Rapat Koordinasi bersama DPD RI di Kantor Konjen Jeddah Senin (11/10).

"Obat-obatan sudah datang dan telah kami distribusikan ke Mekkah danMadinah serta Jeddah," katanya.

Obat-obatan yang telah dibawa, tutur Chairul, telah mendapatkan izin dan pengawasan distribusi yang ketat oleh otoritas kesehatan setempat. "Khususnya obat-obatan psikotropika yang sangat dibutuhkan oleh jamaah haji terkena depresi, itu sangat sulit masuk ke Arab Saudi, tapi telah dapat kami atasi," katanya.

Selain obat, PPIH bidang kesehatan juga telah membekali tiga dokter spesialis di setiap daerah kerja (Daker). Mereka adalah spesialis jantung, penyakit dalam, dan bedah. Khusus dokter spesialis bedah merupakan yang terbaru dalam musim haji tahun ini. Kedatangan dokter bedah dimaksudkan Chairul untuk mengantisipasi jamaah yang -- berkaca dari pengalaman musim haji sebelumnya -- banyak mengalami luka luar dan kecelakaan kecil.

Ketiga dokter spesialis tersebut akan ditempatkan di Daker. Bila tidak bisa tertangani maka Balai Pengobatan Haji Indonesia di Jeddah, Madinah, dan Mekkah siap melayani pasien. "Dan bila memang kondisi sangat parah, maka terpaksa kami rujuk ke RS Arab Saudi," katanya.

Anggota Pengawas Pelaksana Ibadah Haji dari DPD RI, Roswita Damayanti, meminta kepada PPIH bidang kesehatan agar para jamaah jangan sampai dirujuk dan dimasukkan ke RS setempat. Ia berharap PPIH bisa semaksimal mungkin menyembuhkan jamaah haji yang sakit. "Soalnya banyak keluhan datang ke kami bahwasannya bila jamaah haji sampai masuk RS di Arab Saudi mereka sangat tidak nyaman dan justru msembuhnya lama, mungkin ini masalah psikologis saja," kata Roswita.

Menanggapi hal ini Chairul Radjab menyerahkan sepenuhnya pada kondisi jamaah di lapangan. "Kami akan maksimal, namun bila kondisi jamaah yang sakit sangat parah, RS rujukan di Arab Saudi akan menjadi pilihan terakhir," ujarnya.

sumber : Media center Haji Kemenag
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement