REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Terkait dengan rencana Golkar yang ingin keluar dari Sekretariat Gabungan, pengamat Politik Universitas Indonesia Andrinof Chaniago menyarankan untuk tidak keluar sebelum ada program yang betul-betul bagus dari Golkar.
"Percuma Golkar tinggalkan Setgab. Kalau ada ide baru, unggul dan berpotensi ditolak Setgab, tak masalah Golkar keluar dari Setgab. Tapi selama ini kan tidak ada program yang diandalkan oleh Golkar," kata dia di Jakrta, Minggu (17/10).
Seharusnya Partai Golkar merasa bersyukur dengan kondisi seperti saat ini karena ibarat mendapat durian runtuh. "Golkar ikut di Setgab setelah Presiden Yudhoyono terpilih. Golkar menunggu di halte, tidak di terminal tapi mendapat tiga kursi kabinet. Itu kehebatan dari politik praktis Golkar," kata Andrinof.
Sebelumnya, Ketua Umum Angkatan Muda Partai (AMPG) Golkar Yorrys Raweyai mengatakan, AMPG akan meminta Partai Golkar untuk meninjau ulang posisinya di Setgab. "Boleh dong, AMPG DPP Partai Golkar berpikir ulang untuk posisinya di Setgab. AMPG akan mengkaji lebih dalam tentang keberadaan Partai Golkar di Setgab," kata Yorrys.
Permintaan itu, kata Yorrys, karena selama ini Setgab tidak konsisten dalam menjalankan agenda besar untuk kebaikan bangsa ini. Hal tersebut sangat berpengaruh pada partai-partai termasuk Partai Golkar. "Kalau kebijakan Setgab salah, maka yang terkena imbas adalah Partai Golkar karena Ketua Hariannya adalah Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie," tegas dia.