Sabtu 23 Oct 2010 02:44 WIB

Tokoh Alqaidah Itu Diundang Makan Siang Pentagon Usai Peristiwa 11/9

Rep: Daily Mail/ Red: Budi Raharjo
Anwar al-Awlaki
Anwar al-Awlaki

REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Sebuah dokumen rahasia mengenai Pentagon terungkap. Pemimpin Alqaidah yang paling dicari karena terkait dengan peristiwa 11 September 2001, Anwa Al-Awlaki, diketahui diundang makan siang oleh Pentagon hanya beberapa bulan setelah tragedi runtuhnya menara kembar WTC.

Berdasarkan keterangan dokumen tersebut, Awlaki bahkan dikatakan sempat saling menepuk bahu dengan petinggi militer di Pentagon. Fox News mengklaim telah memperoleh dokumen tersebut. Awlaki dilaporkan telah diundang ke markas Departemen Pertahanan Amerika Serikat itu sebagai bagian dari program pendekatan militer kepada komunitas Muslim usai serangan menara kembar WTC itu.

Dalam interview yang dilakukan FBI usai peristiwa penembakan di markas tentara Fort Hood pada November 2009, seorang pagawai Departemen Pertahanan mengatakan kepada penyelidik bahwa ia membantu mengatur pertemuan dengan Awlaki setelah melihat tokoh Alqaidah itu berbicara di Alexandia, Virginia.

Salah satu dokumen itu mengungkapkan. pegawai Pentagon itu ikut menghadiri ceramah yang diberikan Awlaki itu. Meskipun datang terlambat ke acara di Virginia itu, dia terkesan dengan ceramah Awlaki yang mengecam Alqaidah dan serangannya di New York. Dokumen juga mengungkapkan, pada saat itu, sekretaris Angkatan Darat ingin sekali mendengarkan presentasi dari seorang Muslim moderat. Awlaki lantas diundang dan menghadiri makan siang di Pentagon.

Awlaki merupakan keturunan Yaman yang lahir di Amerika. Mantan imam di Universitas George Washington ini diyakini sekarang bersembunyi di Yaman.

Awlaki rupanya pernah diinterogasi setidaknya empat kali oleh FBI, sepekan setelah serangan 11 September, karena terkait dengan tiga orang pembajak pesawat. Ketiga pembajak itu adalah Nawaf Al-Hazmi, Khalid al-Mihdhar, dan Hani Hanjour. Mereka membajak Penerbangan 77 yang menabrak gedung Pentagon. Awlaki juga terkait dengan pelaku penembakan di Fort Hood, Mayor Nidal Malik Hasan, karena telah mendapatkan email dari Awlaki sebelum penyerangan.

Pentagon belum mengeluarkan komentar atas laporan dokumen tersebut. Juru bicara militer, Thomas Collins, mengatakan Angkatan Darat tidak menemukan bukti dukungan atau ikut berpartisipasi seperti dijelaskan dokumen. Namun seorang mantan petinggi agen FBI mengungkapkan, saat makan siang itu, sembilan tahun lalu, pegawai Pentagon begitu sombongnya menyaring dan mengizinkan undangan yang boleh masuk ke dalam gedung pertemuan. ''Mereka memeriksa dan menunjukkan ketidakpedulian terhadap nasihat keamanan dan intelijen dari yang lain,'' ujar mantan agen FBI itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement