REPUBLIKA.CO.ID,Seruan takbir dan tahmid menandai masuknya di Gaza konvoi darat Viva Palestina 5 yang berkekuatan 370 relawan dari 30 negara kemarin sore, Kamis 21 Oktober. Press TV menyiarkan langsung dari perlintasan perbatasan Rafah saat kafilah kemanusiaan internasional itu memasuki wilayah Palestina pukul 17.00 waktu setempat (pukul 21.00 WIB).
Luapan kegembiraan diekspresikan ribuan warga Palestina ketika menyambut kedatangan para relawan yang membawa bantuan senilai 3 juta dolar itu. Warga bertahmid, bertakbir, bersujud syukur dan meneriakkan yel-yel “Viva Palestina, Free Free Palestine, Free Free Gaza!”
Sejumlah relawan menangis dalam pelukan para penyambut mereka. Sujud syukurpun dilakukan para relawan di berbagai tempat. Kevin Ovenden, pimpinan konvoi Viva Palestina 5, mengungkapkan, “Kami sudah berkendaraan lebih dari 3.000 mil untuk mengantarkan langsung bantuan yang sangat mendesak bagi warga Gaza dan untuk mematahkan blokade ilegal di Gaza ini."
"Kami telah bergabung dengan para pendukung dari Maroko, Aljazair, negara-negara Teluk dan Yordania sehingga membuat konvoi ini menjadi konvoi terbesar yang pernah mematahkan blokade Gaza. Kami benar-benar bahagia bisa berada di sini dan kami membawa tanah dari tanah pemakaman para syuhada Mavi Marmara yang gugur dibantai Israel yang akan digunakan untuk menanam pohon-pohon di Gaza sebagai memorial bagi pengorbanan mereka”
Viva Palestina 5 bertolak dari London pada 18 September lalu dengan melintasi Prancis, Italia, Yunanani, Turki dan Suriah. Penyambutan yang meriah mereka terima di tempat-tempat yang dilalui itu. Menjelang ujung perjalanan, Viva Palestina harus menerima kenyataan berkali-kali ditunda keberangkatan mereka ke pelabuhan Al-Arish, Mesir.
Di pelabuhan Latakia, Suriah, rombongan tertahan selama 18 hari. Pemerintah Mesir akhirnya membolehkan kafilah ini memasuki Al-Arish dan melintasi wilayah darat Mesir untuk menuju Palestina. Akan tetapi 17 relawan Viva termasuk George Galloway, tidak diperbolehkan ikut serta.
Zahir Birawi, salah seorang pimpinan kafilah Viiva Palestina 5, yang juga ketua European Campaign to End the Siege (Gerakan Akhiri Blokade Gaza dari Eropa), dalam wawancaranya dengan reporter Press TV mengatakan bahwa sikap pemerintah Mesir relatif lebih akomodatif dibanding sebelum ini.
Pemerintah Mesir relatif tidak menetapkan syarat “kecuali” melarang sejumlah relawan ikut bersama memasuki Mesir yang termasuk di dalamnya adalah pimpinan misi kemanusiaan ini, George Galloway dan melarang membawa masuk bahan-bahan bangunan.
Birawi menilai sikap relatif akomodatif ini mengindikasikan bahwa pemerintah Mesir sudah mulai memperlihat i’tikad baiknya untuk mau mendengarkan dan bekerjasama dengan misi kemanusiaan dari seluruh dunia ini. Ia berharap pencekalan atas Galloway tidak akan dilakukan lagi, karena bagaimanapun sangat tidak lengkap jika kafilah ini tidak disertai oleh pemimpinnya saat kafilah berhasil menapaki kaki di Gaza.
Hari ini rombongan akan menyerahkan seluruh bantuan. Semua relawan akan meninggalkan Gaza 48 jam terhitung sejak mereka memasuki wilayah pesisir Palestina itu.