REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Barak pengungsian bencana Gunung Merapi yang berada di wilayah terpencil sampai saat ini masih minim bantuan dan kondisinya jauh berbeda dengan barak yang lokasinya strategis. "Meskipun sama-sama sebagai pengungsi bencana Gunung Merapi, namun tidak semua barak pengungsian mendapatkan bantuan yang sama, kurangnya bantuan kemanusiaan di barak pinggiran disinyalir karena pihak pemberi bantuan datang langsung ke barak yang strategis," kata Koordinator Logistik Barak Pengungsi Desa Glagaharjo Sunardi, Senin.
Menurut dia, bantuan yang masuk ke barak Desa Glagaharjo sangat minim apabila dibandingkan dengan barak yang lainnya yang lokasinya strategis. "Perbedaanya sangat jauh, karena banyak relawan atau donatur yang memberikan bantuan di barak yang lokasinya strategis," katanya.
Ia mengatakan, di baraknya yang dihuni 1.552 orang itu masih membutuhkan bantuan logistik lainnya, misalnya peralatan tidur, MCK dan makanan. "Untuk logistik kira-kira masih cukup untuk tiga hari ke depan. Tetapi kami sangat kekurangan untuk peralatan mandi seperti sabun, handuk, pasta gigi," katanya.
Hal sama juga dikatakan Aan, relawan yang mengurusi barak pengungsian di Balerante, Wonokerto, Kecamatan Turi yang mengaku bahwa bantuan di barak tersebut masih sangat kurang. "Bantuan untuk barak di Balerante ini sangat minim dan kami kesulitan untuk mengajukan permohonan karena keterbatasan akses," katanya.
Sedangkan di Barak Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem juga tidak lebih baik dan selama ini bantuan masih minim. "Kebutuhan logistik di barak pengungsian masih banyak kekurangan, untuk makan dan minum masih cukup untuk tiga hari kedepan. Tetapi sampai sekarang kami masih kekurangan penerangan untuk tempat mandi cuci dan kakus (MCK)," kata Sekretaris Desa Purwobinangun Tri Suhardi.
Selama ini, pejabat yang mengunjungi para pengungsi lebih banyak ke barak pengungsian Hargobinangun yang terletak di Jalan Kaliurang dan sangat strategis. Sejaka status "Awas" Merapi ditetapkan tercatat sejumlah pejabat telah berkunjung ke barak tersebut seperti pada Senin (25/10) di kunjungi Menko Kesra Agung Laksono, kemudian pada Selasa (26/10) atau beberapa jam sebelum Gunung Merapi meletus juga dikunjungi Wakil Presiden Boediono.
Sedangkan pascaletusan tercatat pejabat yang telah berkunjung ke barak pengungsian adalah Menteri Kehutanan Zulkifli, Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD dan sejumlah pejabat negara lainnya, begitu juga dengan posko-posko relawan yang banyak terpusat di barak ini.