REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Prof Dr Azyumardi Azra mengatakan jika jati diri Islam Indonesia itu adalah Islam Wasliyah atau Islam jalan tengah. Karena sepanjang sejarahnya Islam wasliyah ini selain mengerjakan prinsip-prinsip Islam, seperti mengimani dua kalimah syahadat menjalankan rukun Islam bahkan jamaah haji rela mengantre ke Tanah Suci hingga bertahun tahun tetapi tidak ektrem ke kanan dan ke kiri.
"Islam di Indonesia itu Islam Wasliyah, Islam jalan tengah yang tidak ekstrem ke kiri dan tidak ekstrem ke kanan, yang toleran terhadap budaya lokal dan menyesuaikan Islam itu dengan budaya lokal," terangnya saat menjadi keynote speech pada rapat pleno pertama di Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) di Banjarmasin, Selasa (2/11). Bertindak sebagai pengantar dalam acara tersebut adalah Direktur Pendidikan Tinggi Islam Prof Dr Machasin MA.
Dia mencontohkan, peringatan tujuh bulanan kehamilan yang merupakan tradisi masyarakat Indonesia yang kemudian diadopsi dan dikasih muatan Islam dengan penyelenggaraan pembacaan yasin, berjanji dan surat Yusuf. "Itu contoh daan banyak lagi lainnya. Itu tidak ditemukan ditempat lain yaitu Islam yang ramah dengan budaya lain termasuk budaya lokal. Sehingga kemudian menjadi terpadu dalam budaya Indonesia," tegasnya.
Hal tersebut kata dia, bisa terjadi karena Islam di Indonesia disebarkan oleh guru-guru sufi pengembara. Dimana guru sufi tersebut sifatnya adalah inklusif sehingga bisa mengambil budaya lokal untuk kemudian di Islamkan. Selain itu lanjut dia, hal tersebut juga diperkuat dengan adanya kelembagaan Islam di Indonesia sejak awal masuknya ke negara ini. Lembaga tersebut adalah munculnya pondok pesantren yang dikembangkan oleh kyai-kyai Nahdhatul Ulama (NU) di Indonesia.
"Dan kyai-kyai NU itu sangat inklusif tambah lagi organisasi Islam seperti Nu dan Muhammadiyah, Al Irsyad yang semuanya mengambil jalan tengah yang mengakui Pancasila, Bhineka Tunggal Ika itu yang membuat Islam Wasliyah di Indonesia semakin kuat," tambahnya.
Menurutnya, organisasi Islam seperti dan Muhammadiyah selama ini tidak menginginkan mengubah Indonesia menjadi negara Islam dan tidak ingin menerapkan syariat seperti hudud misalnya. "Jadi itulah Wasliyah," tegasnya.
Dengan sifat Wasliyah ini lanjut dia, maka Muslim Indonesia mudah diterima oleh kaum Muslimin di Timur Tengah dan umat Muslim di belahan bumi lainnya.