Senin 08 Nov 2010 08:16 WIB

Hingga Selasa, Garuda tidak Layani Rute ke Yogyakarta

Rep: citra listya rini/ Red: irf
Rute penerbangan berubah akibat dampak Merapi
Foto: Teguh Indra/Republika
Rute penerbangan berubah akibat dampak Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Maskapai Garuda Indonesia menghentikan penerbangan dari dan ke Yogyakarta sampai Selasa (9/11). Adapun penghentian penerbangan ini seiring masih ditutupnya Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta, Jawa Tengah. "Sehubungan dengan bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta masih dinyatakan tertutup, maka Garuda akan menghentikan kegiatan penerbangannya ke dan dari Yogyakarta hingga tanggal 9 November 2010," kata VP Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto dalam siaran pers yang diterima Republika, Ahad (7/11).

Selama ini Garuda Indonesia melayani penerbangan dari Jakarta ke Yogyakarta sebanyak delapan kali sehari. Sedangkan dari Denpasar ke Yogyakarta sebanyak dua kali sehari. "Berkaitan dengan tidak dioperasikannya penerbangan ke Yogyakarta tersebut, para calon penumpang yang menunda penerbangannya dapat melakukan pembukuan kembali penerbangannya, dan bagi mereka yang akan me-refund tiket penerbangannya, maka tidak akan dikenakan biaya-biaya tambahan seperti dalam situasi normal," papar Pujobroto.

Sementara itu, sehubungan dengan kondisi trafik antara Yogyakarta dan Solo yang juga masih tidak menentu, penerbangan Garuda Indonesia dari Yogyakarta tidak dapat dialihkan melalui Solo. Sebelumnya maskapai pelat merah ini mengalihkan penerbangannya ke Solo.

Berbeda dengan langkah pembatalan penerbangan yang dilakukan maskapai asing di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Pujobroto menyatakan Garuda Indonesia tetap melaksanakan kegiatan penerbangannya baik ke kota-kota di dalam maupun luar negeri. "Sejauh tidak ada Notam (notice to airman) yang menyatakan Bandara Soekarno-Hatta terkena dampak abu vulkanik Merapi atau dinyatakan tertutup, maka Garuda akan tetap melaksanakan kegiatan penerbangannya baik ke kota-kota di dalam maupun luar negeri," kata dia menambahkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement