REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya, Aburizal Bakrie (Ical), menilai persoalan Gayus Tambunan hanyalah intrik politik yang digunakan untuk menyerang tiga pihak yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Polri, dan dirinya atau Partai Golkar.
"Ini hanya suatu intrik politik yang tidak baik. Saya melihat ada serangan ke tiga arah di mana Gayus hanya dipakai. Pertama, serangan ke arah Presiden SBY. Kedua, serangan ke polisi. Ketiga, serangan kepada saya dan Golkar," kata Ical usai mengikuti karya bakti Soksi di Desa Jungutan, Karangasem, Bali, Senin.
Ical mengaku tidak tahu pihak yang melontarkan serangan itu, juga tokoh yang berada di baliknya. "Ini tentu harus kita pertanyakan, apakah ada kekuatan-kekuatan besar untuk memecah koalisi," kata Ical.
Yang jelas, kata Ical, kasus Gayus tersebut harus disikapi secara hati-hati. Gayus, tambahnya, hanya seorang pegawai yang berpangkat tidak terlalu tinggi tetapi mendapat perlakuan istimewa. "Pertanyaannya apakah ada orang sakti di belakangnya?" kata Ical.
Ical juga mengaku melihat ada usaha-usaha untuk memecah-belah dan mengadu domba antarparpol koalisi. Karena itu, Ical meminta semua pihak berhati-hati, jangan sampai intrik-intrik politik yang tidak baik bagi bangsa itu terus berkembang. "Ini tak mendidik sebagai bangsa," kata Ical.
Pada kesempatan itu Ical menegaskan tidak pernah melakukan pertemuan dengan Gayus sebagaimana yang diisukan. Sementara soal pajak, Ical mengaku hal itu merupakan urusan perusahaan. "Dan kalaupun ada perbedaan soal penghitungan pajak, selalu ada cara untuk menyelesaikannya," kata Ical.
Sementara terhadap serangan yang ditujukan pada dirinya dan Partai Golkar, Ical menegaskan partainya tetap konsisten untuk mengembangan pertarungan gagasan dan ide untuk membangun bangsa.