REPUBLIKA.CO.ID,YEONPYEONG--Cina mengusulkan pembicaraan darurat mengenai penyelesaian krisis di Semenanjung Korea, Ahad (28/11). Hal ini terjadi setelah banyaknya tekanan global terhadap Cina untuk mengambil peran lebih aktif pada konflik kedua Korea, sekaligus mengendalikan sekutunya Korea Utara.
Dalam pernyataannya, Cina menilai kondisi kedua Korea memang dalam situasi “ mengkhawatirkan”. Negara tersebut menjadwalkan pembicaraan akan segera dilakukan Desember nanti, dengan Cina, Amerika Serikat, Jepang, dan Russia sebagai mediator.
Meski demikian, Cina tak mengatakan secara resmi apakah Korea Utara akan ikut bergabung atau tidak dalam dialog tersebut.
Sebelumnya, beberapa negara sempat berpendapat Cina terlalu memanjakan Korea Utara. Bahkan beberapa spekulasi muncul, menganggap Cina akan memperkeruh suasana di Laut Kuning dengan membela Korea Utara.
Ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara terus meningkat. Sabtu (27/11) misalnya, Komandan Laut Korea Selatan berjanji akan membalas dendam “ seribu kali lipat” pada semua serangan Korea Utara.
Sementara itu, Korea Utara mengaku pihaknya menyesalkan adanya korban sipil saat serangan dilakukam. Namun negara komunis ini berpendapat Korea Selatan yang harus disalahkan.
Menurut Korea Utara, Korea Selatan sengaja menggunakan warganya sebagai perisai. Tak hanya itu, Korea Utara juga menilai Amerika Serikat harus disalahkan sebagai “dalang” hal ini.