Jumat 03 Dec 2010 19:47 WIB

Hugo Chavez Buka Istananya untuk Tampung Korban Banjir

Hugo Chaves
Foto: AP
Hugo Chaves

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS--Miraflores Palace, yang dibangun pada tahun 1880-an oleh seorang arsitek Italia untuk salah satu diktator Venezuela abad ke-19, telah menjadi rumah bagi presiden di sini selama lebih dari satu abad. Dalam beberapa tahun terakhir, di istana ini pula upacara penyambutan para pemimpin asing, termasuk Presiden Mahmoud Ahmadinejad dari Iran dan Luiz Inácio Lula da Silva dari Brasil dilakukan.

Tetapi sejak hari Rabu, presiden Venezuela, Hugo Chavez, membuka pintu gedung neoklasik itu untuk tamu yang lain: rakyatnya yang menjadi korban banjir.

Tampil di televisi pemerintah di Miraflores, Chavez menyambut keluarga yang harus mengungsi akibat hujan lebat dalam beberapa pekan terakhir. Curah hujan telah menyebabkan banjir dan tanah longsor yang telah menewaskan 25 orang dan memaksa lebih dari 30 ribu warga Venezuela mengungsi, kata pejabat pertahanan sipil.

"Aku punya proposal untuk Anda semua: tinggal di sini selama setahun," kata presiden pada para pengungsi yang akan menjadi "teman serumahnya" mulai hari itu.  Dia kemudian memimpin mereka pada tur singkat dari sayap istana di mana tempat tidur bayi telah dipasang di sebelah ruang cukur. "Ketika Anda meninggalkan," katanya, "Maka saya memastikan Anda akan ke apartemen Anda sendiri."

Sebelumnya, Chavez dikritik atas lambannya pencegahan dan penanganan terhadap hujan. Akibat ketidak siaptanggapan atas bencana, banyak pengungsi yang tinggal ala kadarnya di gubuk-gubuk yang mereka bangun sendiri.

menawarkan Nya untuk memungkinkan keluarga ke Miraflores juga memainkan ke dalam perdebatan sengit atas kekurangan perumahan yang telah memaksa Venezuela banyak tinggal di gubuk-gubuk lereng bukit yang rentan terhadap hujan.

Hujan dengan intensitas yang sama pada tahun 1999 menyebabkan tanah longsor dekat Caracas, ibukota negara itu, menewaskan ribuan orang. Reruntuhan bangunan di dekat pantai Karibia yang hancur pada tahun 1999 kini masih dibiarkan sebagai bukti kehancuran.

Kritikus Venezuela menyebut langkah Chaves dengan mengajak pengungsi ke istana sebagai "norak".

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement