REPUBLIKA.CO.ID,CANBERRA -- Pemerintah Australia menyatakan pandangannya bahwa bocornya kawat diplomatik dari kedutaan AS di seluruh dunia adalah tanggungjawab Amerika sendiri. Menteri Luar Negeri Australia Kevin Rudd menyatakan bahwa kebocoran itu bukan kesalahan pendiri situs web pembocor Wikileaks, Julian Assange.
Rudd pun menyatakan hanya yang mula-mula membocorkan dokumenlah yang layak dikenai hukuman. Assange kini mendekam dalam tahanan polisi di London setelah ditahan Selasa (7/12) akibat permintaan otoritas Swedia. Ia sebelumnya mengupayakan agar dirinya bisa bebas dengan jaminan. Kuasa hukum Assange kemarin sudah menyampaikan permohonan pembebasan tahanan dengan jaminan, namun ditolak.
Polisi Swedia sendiri membantah bahwa permintaan penangkapan Assange memiliki motif politik. Dalam pernyataannya, mereka membantah ekstradisi berhubungan dengan kemarahan Amerika Serikat setelah Wikileaks membocorkan ribuan kawat rahasia diplomatiknya, sebuah tuduhan yang dialamatkan Assange dan pendukungnya.
Kendati memegang paspor Australia, tidak pastinya alamat domisili Assange diduga akan menyulitkan upaya pengajuan permohonan baru pembebasan dengan jaminan yang akan dilakukan pengacaranya.
Beberapa hari lalu, dalam sebuah forum tanya-jawab yang dimuat di situs berita koran Inggris The Guardian, Assange sempat menyatakan dirinya merasa dicampakkan oleh pemerintah negaranya sendiri. "Saya sangat merindukan tanah air tetapi beberapa pekan terakhir ini Perdana Menteri Julia Gillard dan Jaksa Agung Robert McClelland dengan jelas menyatakan bukan saja saya tidak mungkin kembali, tetapi juga mereka bekerja sama secara aktif membantu Amerika Serikat menyerang saya dan orang-orang kami," tulis Assange.
Namun pernyataan Assange dikeluarkan sebelum komentar Menlu Rudd pada Rabu (8/12). Media di Inggris menulis setelah penahanannya kemarin, sejumlah figur terkenal di Inggris dan Eropa ramai-ramai menawarkan uang jaminan pembebasannya hingga puluhan ribu pounsterling. Umumnya mereka menyatakan tidak mengenal Assange secara pribadi namun menyatakan mendukung sikap yang diambil Wikileaks dalam menyebarkan informasi rahasia AS dan negara sekutunya.