Sabtu 18 Dec 2010 03:04 WIB

BBG Prioritas Utama Diversifikasi BBM

Rep: M Ikhsan Shiddieqy/ Red: Djibril Muhammad
Menko Perekonomian Hatta Rajasa
Foto: Tahta Aidilla
Menko Perekonomian Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah kembali menegaskan bahwa Bahan Bakar Gas (BBG) dijadikan prioritas utama diversifikasi Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk tujuan itu, pemerintah sedang menggodok penyamaan harga jual BBG dari Pertamina dan Perusahaan Gas Negara (PGN). Pembahasan tentang masalah tersebut diharapkan tuntas pada Maret 2011. "BBG itu top priority kita dalam diversifikasi BBM," kata Hatta sebelum mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jumat (17/12).

Selain melakukan penyamaan harga jual, Hatta mengatakan, pemerintah juga sedang menghitung insentif kepada pengguna BBG. "Kita sedang insentif kepada penggunaan BBG, saat ini sedang dibahas di kantor Menko (Perekonomian)," kata Hatta.

Insentif ini salah satunya dimaksudkan untuk menarik masyarakat menggunakan BBG. Hatta mengaku sulit bagi masyarakat pindah ke BBG karena selama ini menggunakan BBM bersubsidi. Dalam upaya menjadikan peningkatan penggunaan BBG, Hatta mendorong pengembang dan pihak swasta lain untuk mengembangkan infrastruktur pendukungnya. "Perlu mempercepat pembangunan depo-depo (pengisian BBG), ini langkah-langkah yang kita dorong secepat mungkin," ujar Hatta.

Hatta mengatakan, BBG selama ini tidak dilirik masyarakat karena, misalkan, angkutan umum mendapat subsidi BBM dan jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. Mengenai peran swasta, Hatta mengatakan, swasta diharapkan membangun infrastruktur sekunder. Menurut dia, infrastruktur primer sudah tersedia. "Pipeline-nya kan sudah," ujar Hatta. Maksudnya, pipa jalur pendistribusian BBG itu sudah tersedia.

Hatta menambahkan, pemerintah juga mendorong industri otomotif untuk menggunakan kendaraan hybrid, yakni kendaraan yang bisa menggunakan BBG dan BBM. Hatta menjanjikan insentif bagi industri otomotif yang mendukung penggunaan kendaraan hybrid ini. "Ada insentif karena disamping hemat energi, bisa BBG, BBM, juga mengurangi emisi karbon, insentif berupa tax atau apa pun namanya," kata Hatta.

Pria berambut perak ini menambahkan, subsidi BBM yang diberikan terus menerus akan membuat masyarakat tidak mau menggunakan sumber energi lain. "Kalau mobil masih BBM bersubsidi, orang tidak mau menggunakan katakanlah energ lain. Ini men-discourage inovasi," kata Hatta. Dia mengingatkan, pemerintah ingin subsidi itu benar-benar diterima oleh masyarakat yang benar-benar butuh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement