REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA--Benih-benih krisis diplomatik baru antara Turki dan entitas Zionis mulai lagi akibat penandatanganan perjanjian baru garis perbatasan maritim dengan Siprus. Kementerian Luar Negeri Turki memanggil duta besar Zionis sebagai protes atas penandatanganan perjanjian negaranya dengan Cyprus untuk menentukan garis perbatasan maritim antara kedua negara di Laut Mediterania.

Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Turki - menurut kantor berita Prancis - Duta Besar Zionis "Gabby Levy" dipanggil untuk kementerian hari Kamis malam terkait penandatanganan perjanjian ini antara Israel dan Cyprus.

Menurut kantor berita Anatolia, Wakil Menteri Luar Negeri Turki "Fereydoon Oglu Senirli" menyampaikan kepada Duta Besar Levy bahwa perjanjian yang ditandatangani antara Israel dengan Cyprus akan memiliki dampak negatif pada upaya kelansungan mengakhiri pembagian Cyprus menjadi dua Yunani dan Turki yang sudah berlangsung selama 36 tahun.

Dia menjelaskan, "Inisiatif sepihak seperti ini, yang mengabaikan keinginan pihak Turki Cyprus akan berdampak negatif pada perundingan yang sedang berlangsung untuk mencapai penyelesaian situasi di pulau itu.”

Krisis diplomatik ini terjadi pada saat entitas Zionis berusaha untuk memulihkan hubungan dengan Turki, setelah ketegangan terjadi sejak pembantaian yang dilakukan oleh tentara penjajah terhadap aktivis perdamaian di atas kapal armada kebebasan, yang merenggut nyawa sembilan realwan Turki dan puluhan terluka, pada 31 Mei lalu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika