REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Manajer Persema Malang, Asmuri, menilai kepengurusan PSSI yang dipimpin Ketua Umum Nurdin Halid, tidak bekerja secara profesional, dan gagal melakukan pembinaan sepak bola di Tanah Air. Asmuri menilai, selama dua periode PSSI yang dipimpin Nurdin, tidak memiliki prestasi cemerlang yang bisa dibanggakan.
Ia mencontohkan kompetisi (U-16), (U-19), (U-21) dan (U-23) yang tidak memiliki arah yang jelas, sehingga pola pembinaan terlihat tidak tertata dan tidak pernah menghasilkan pemain nasional yang handal. "Dalam kompetisi tersebut, arahnya sudah tidak jelas dan mau dibawa kemana," kata Asmuri ketika ditanya mengenai prestasi PSSI dalam dua tahun terakhir, Kamis.
Ia menjelaskan, di negara yang sepak bolanya maju justru mengutamakan pembinaan pemain usia dini, namun dalam PSSI kepemimpinan Nurdin tidak bisa menjalankan program secara maksimal.
Asmuri memberi contoh lain, yakni pelaksanaan Liga Super Indonesia (LSI) yang dinilai tidak profesional. Hal ini dibuktikan dengan saat Persema bertanding, dan terbukti, perangkat pertandingan tidak menjalankan kerja secara maksimal. "Selain itu, isu suap untuk memenangkan pertandingan juga banyak dibicarakan orang, " katanya.
Dikatakannya, dalam pertandingan LSI, setiap penyelenggara atau tuan rumah selalu memberikan fasilitas dan uang saku kepada wasit dan hakim garis, sehingga tidak bisa bertindak adil saat mempimpin pertandingan. "Kecenderungan dalam laga LSI selama ini, wasit selalu berpihak kepada tuan rumah, dan tuan rumah bisa berpesan agar diberi tendangan penalti dan lain-lain," katanya.