REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jendral Pol Timur Pradopo mengaku telah memegang identitas para pelaku teror yang beraksi di Jogjakarta dan Jawa Tengah beberapa pekan belakangan ini.
Untuk mengamankan tahun baru, Kapolri mengatakan akan menangkap pelaku tersebut dalam beberapa hari.
"Insya allah beberapa hari ini,"ujar Timur usai melakukan tinjauan pengamanan tahun baru dari udara di lapangan bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Jumat (31/12).
Kapolri mengaku sudah mengurai beberapa titik pergerakan pelaku teror tersebut terutama di Jogjakarta dan Jawa Tengah.
Timur menjelaskan semua identitas pelaku sudah diketahui polisi. Meski demikian, ia enggan menjelaskan siapa dan darimana kelompok mereka berasal. Saat ditanya apakah pelaku termasuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri, Timur pun enggan menjelaskan."Nanti ya. Itu teknis,"ungkapnya.
Lebih lanjut, Kapolri mengimbau warga masyarakat bersama anggota Polri melakukan langkah-langkah preventif sehingga malam tahun baru berjalan dengan baik.
Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa rangkaian bom ditemukan di beberapa titik di Jogjakarta dan Klaten (Jawa Tengah). Pada Rabu (1/12) molotov ditemukan paket bom molotov di botol aqua di dua pos polisi lalu lintas, Jl Raya Jogja-Solo, Klaten, Jawa Tengah.
Masih dihari yang sama, Polda Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan rangkaian bom yang masih aktif di halaman rumah ibadah di pelataran pendopo biara Bunda Maria, Dusun Ngali, Desa Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta.
Tidak hanya di gereja, sebuah bom dengan daya ledak rendah meledak di sekitar gerbang masuk Masjid Syuhada, Kota Baru, Jogjakarta, Kamis (23/12) sekitar pukul 14.15 WIB.
Aksi teror terhadap mesjid kembali terjadi di Jawa Tengah. Pada Kamis (30/12) sekitar pukul 06.30 WIB, Polres Klaten menerima laporan adanya benda mencurigakan di Masjid At Taqun, Kaliwingko, Desa Banaran, Delanggu, Klaten. Setelah diteliti tim penjinak bahan peledak (jihandak), disimpulkan paket tersebut bukan merupakan bom.