REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Wacana pasangan Ani Bambang Yudhoyono dengan Aburizal Bakrie sebagai pasangan capres-cawapres 2014 sengaja dimunculkan sebagi test case respon politik untuk mengukur tingkat keterpilihan (elektabilitas) dua tokoh ini. Hal itu sangat biasa untuk berhitung roadmap 2014.
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto, Selasa (4/1). "Yang jelas pendukung Ani-Ical akan menghitung peta kekuatan real mereka saat pemilu legislatif sudah usai, sehingga mereka bisa melakukan positioning,".
Gun Gun melihat skenario itu sebagai hal yang punya prospek jika keduanya melakukan lobi dan negosiasi setelah pemilu legislatif usai. "Sekarang baru stimulan dalam pemetaan tingkat elektabilitas kemungkinan-kemungkinan," katanya.
Hal itu integral dengan proses memengaruhi regulasi di paket UU Politik. "Contoh terakhir, Golkar mengusulkan Presidential Threshold, itu semua bagian dari skenario-skenario memperbesar kemungkinan parpol dalam memasuki kontestasi 2014," katanya.
Gun Gun mengakatan, orang pertama kali yang melempar wacana pasangan Ani-Ical merupakan bagian dari rencana. "Sesuatu yang sangat biasa jika test itu penandanya equevocal communication," kata dia. Artinya, komunikasi yang sengaja dibuat tidak lugas dan penuh tanda tanya.