REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Google bersiap melepas saham ke publik (IPO) pada awal 2004, para top eksekutif perusahaan itu mengirimkan pesan pada para bankir di Wall Street. Intinya mereka meludahi keinginan bankir-bankir yang ingin mendapat keuntungan dari 2,7 milyar dolar saham yang hendak dilepas. Google tak menginginkan kesepakatan manis.
CEO Goldman Sachs saat itu, Hank Paulsen, mengabaikan pesan itu dan mencoba mendekati pengusaha kapitalis berkuasa, Jon Doerr dari perusahaan investasi ternama Kleiner Perkins, salah satu investors di masa-masa awal Google. Harapan Paulsen, ia dapat masuk dalam kesepakatan tersebut.
Paulsen membuat kesalahan besar. Ketika petinggi Google mengetahui Paulsen hendak menelikung dan berupaya memanipulasi agar Goldman masuk dalam IPO, mereka pun bergerak cepat. Google menyingkirkan Goldman keluar dari IPO, menyebabkan bank investasi itu harus membayar ongkos sebesar 130 juta dolar--ongkos yang dipikir Goldman merupakan konsekuensi premi tak tertulis yang bisa dihindari.
Kisah ini menarik disimak dan memberi pelajaran bagaimana kontrasnya antara saat Google menjadi perusahaan terbuka pada 2004 dan bagaimana Facebook berencana membawa dirinya ke publik, yang dijadwalkan melakukan IPO pada 2012. Facebook terlihat tak ingin mengikuti jejak Google, dan faktnanya mengambil langkah yang hampir bertentangan.
Jauh dari menolak kesepakatan, Facebook justru secara antusias merangkul para bankir Wall Stree. Salah satu bukti adalah investasi perusahaan swasta sebesar 1,5 milyar dolar untuk situs jejaring sosial itu datang dari Goldman Sachs.
Sementara Goldman, megabank berplat platinum yang memastikan untuk tidak dipotong lagi seperti kasus Google, segera memasak skema untuk meraup keuntungan ratusan juta dolar, dengan memanfaatkan bagian saham berlimpah milik Facebook, salah satu kliennya yang tekaya. Semua itu harus dilakukan dalam waktu 18 bulan sebelum IPO dilakukan.
IPO gaya Belanda yang telah dilakukan Google dulu didesain untuk memasukkan investor biasa di dalam kaki yang sama dengan bankir-bankir terkaya di Wall Street. Itu bukan persoalan apakah anda hanya memiliki investasi 100 dolar atau 1 juta dolar. Semua investor diperlakukan adil.
Lelang saham gaya Belanda itu jauh lebih terbuka dari IPO konvensional ala Wall Street yang lebih menguntungkan hedge fund (dana investasi masif) dan bankir menerima cuilan saham dalam kesepakatan lebih menguntungkan. Sementara dalam IPO Google, setiap orang dapat membuat penawaran, lalu pelelang bekerja dari atas ke bawah hingga semua saham dialokasikan. Harga pengajuan terakhir yang diterima akan menjadi harga saham: saat itu yakni 85 dolar.
Kini saham Google telah melejit di angka 616,44 dolar AS pada Jumat pekan lalu. Sejak IPO pada 2004 hingga kini, saham itu belum pernah merosot.