Senin 24 Jan 2011 12:05 WIB

Jubir: Presiden tak Ingin Naik Gaji

Presiden SBY
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Juru bicara kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan pernyataan Presiden didepan rapim TNI mengenai gaji Presiden tidak dimaksudkan untuk menaikkan gaji Presiden namun memberikan pemahaman bahwa pemerintah bersungguh-sungguh memperhatikan gaji PNS, TNI dan Polri.

"Itu dibelokkan. Tidak ada sesuatu yang perlu dipertanyakan dari statemen dari bapak Presiden. Bahwa tujuan dari penyampaian tersebut adalah untuk menekankan pemerintah secara bersungguh-sungguh akan memperhatikan tingkat kesejahteraan prajurit termasuk juga TNI, Polri dan PNS lainnya," kata Julian di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Senin, sebelum bertolak ke India mendampingi Presiden.

Julian menambahkan Kepala Negara menyampaikan pentingnya jajaran TNI,Polri dan PNS bekerja sebaik-baiknya karena pemerintah juga memikirkan kesejahteraan mereka. "Presiden menyampaikan agar karena ini diberikan disampaikan di depan pimpinan TNI Polri itu intinya pesan yang paling penting pernyataan tersebut adalah agar menstimulasi kinerja dari para pimpinan dan seluruh unsur di TNI Polri agar bsa lebih optimal di dalam kerja sehingga tidak perlu memikirkan yang lain karena pemerintah dalam hal ini tentu presiden serius dan bersungguh memberikan tingkat kesejahteraan meningkatkan gaji pemberian remunerasi meskipun secara bertahap," tegasnya.

Karena itu, Julian mengatakan pernyataan Presiden tentang gaji Presiden bukanlah keluhan namun lebih pada mendorong aparatur negara lainnya bekerja lebih keras karena pemerintah memiliki skala prioritas dalam meningkatkan gaji anggota Polri, TNI dan PNS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement