REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG - Kerusakan badan jalan raya Magelang Yogyakarta di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah setelah diterjang banjir lahar dingin berturut-turut pada Sabtu (22/1) dan Minggu (23/1), semakin memprihatinkan
Petugas Pelaksana Kebijakan Bina Marga Jawa Tengah wilayah Magelang Budi Sudirman di Magelang, Senin (24/1) mengatakan, badan jalan yang semula tergerus selebar tujuh meter berbentuk kerucut. Seekarang gerusan telah melebar sepanjang 30 meter dengan kedalaman lima meter.
Pascabanjir lahar, bekas badan jalan yang tergerus tersebut selalu diperbaiki dengan memasang batu-batu besar sebagai fondasi kemudian ditimbun, namun saat diterjang banjir, perbaikan itu sia-sia lagi.
Ia mengatakan, untuk mencegah kerusakan badan jalan kian parah, rencananya pancang besi akan ditanam di lokasi tersebut. "Saat ini kami masih melakukan evaluasi dan melakukan pengukuran berapa besi yang diperlukan," katanya.
Berdasarkan pantauan, arus lalu lintas di jalur tersebut padat merayap karena badan jalan menyempit, dari empat lajur menjadi dua lajur untuk dua arah Magelang maupun Yogyakarta. Untuk melindungi pengguna jalan yang melintas di lokasi tersebut, di pinggir jalan yang tergerus dipasang tumpukan pasir.
Seperti diketahui, banjir lahar dingin Merapi di Sungai Putih Dusun Gempol, Jumoyo telah sembilan kali meluap ke jalan raya sehingga menutup akses utama Magelang-Yogyakarta. Banjir lahar yang menutup jalan raya tersebut terakhir terjadi pada Minggu (23/1), lebih besar dibanding banjir Sabtu.