Selasa 25 Jan 2011 13:45 WIB

Anas: Koin Untuk SBY Bentuk Sinisme Politik

Anas Urbaningrum
Anas Urbaningrum

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan munculnya gerakan pengumpulan koin untuk Presiden SBY di jejaring sosial Facebook merupakan bentuk sinisme politik yang terlalu bernafsu dan tidak mengesankan. "Saya yakin SBY terlalu sibuk untuk merespons urusan perkoinan seperti itu. Pasti tidak mengganggu konsentrasi kerja Presiden," kata Anas di Jakarta, Selasa (25/1).

Menurutnya, gerakan pengumpulan koin itu bukanlah bentuk kritik dalam demokrasi, karena tidak memberikan manfaat dalam menyehatkan demokratisasi. "Itu lebih merupakan cermin dari sinisme dan kenyinyiran politik yang tidak mengesankan dan jauh dari asas manfaat," ujar mantan anggota KPU ini.

Dikatakan Anas, sebenarnya para penggagas dan pengikut gerakan itu tahu bahwa SBY tidak mengeluh dan menyoal gajinya, dan SBY juga tidak minta kenaikan gaji. "Beliau justru mengutamakan kenaikan gaji bagi PNS dan prajurit. Tetapi sebuah kalimat yang diolah, dikemas dan diperkuda untuk kepentingan sinisme politik yang berlebihan," tegas mantan ketua umum PB HMI ini.

Ia menambahkan, pimpinan Partai Demokrat menyarankan agar Presiden SBY terus berkonsentrasi kerja keras dengan perbaikan dan peningkatan kinerja meski sinisme dikembangkan dan tidak perlu terganggu. Pernyataan Presiden SBY kepada jajaran pimpinan TNI dan Polri bahwa dirinya lebih mengutamakan kenaikan gaji renumerasi TNI dan Polri dibanding gajinya yang sudah tujuh tahun tidak naik, belakangan menjadi pembicaraan di masyarakat termasuk di Facebook yang memunculkan gerakan koin untuk Presiden SBY.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement