REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO--Amerika Serikat (AS) mulai campur tangan ke masalah dalam negeri Mesir. Menlu AS, Hillary Clinton, mengatakan Mesir butuh reformasi sosial. Pernyataan ini terkait aksi unjuk rasa besar-besaran yang terjadi beberapa hari terakhir di Mesir, mengkritik pemerintahan Presidne Hosni Mubarak.
Clinton, seperti dikutip Aljazeera, mengatakan, "Sekarang waktu yang tepat bagi pemerintah Mesir untuk mengimplementasikan reformasi sosial, ekonomi, dan politik untuk merespons kebutuhan dan kepentingan rakyat Mesir."
Pernyataan Clinton ini terlihat sedikit aneh. Karena Mesir dikenal sebagai salah satu sekutu AS paling kuat di Timur Tengah. Clinton menambahkan, pemerintahan Mubarak seharusnya tidak menghalangi aksi demonstrasi yang berlangsung damai atau memblok jejaring sosial Twitter dan Facebook.
Sementara situasi di Kairo dan sejumlah kota lain di Mesir yang dilanda unjuk rasa masih tegang. Pemerintah mengerahkan aparat untuk membubarkan pengunjuk rasa dengan pentungan, gas air mata, dan meriam air, serta menembakkan peluru karet. Sebaliknya, pengunjuk rasa melempar polisi dengan bom molotov.
Mesir menuding gerakanI Ikhwanul Muslimin berada di balik semua unjuk rasa ini.