REPUBLIKA.CO.ID, Pihak Interpol telah mengeluarkan ssatu nama yang menjadi buruannya saat ini, yaitu Presiden Tunisia terguling Zine El Abidine Ben Ali dan beberapa anggota Keluarganya. Seperti dikutip AP, pada Rabu (26/1) kemarin, Kepolisian Tunisia yang bekerjasama dengan Interpol pada saat ini tengah melacak keberadaan untuk menangkap hidup-hidup Ben Ali dan enam anggota keluarganya.
Pengumuman tersebut juga merupakan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Tunisia yang memimpin saat ini, yang disertai dengan surat perintah penangkapan. Menteri Hukum Tunisia Lazhar Karoui Chebbi mengatakan bahwa Ben Ali dan beberapa keluarga menjadi incaran pemerintah karena telah membawa kabur uang negara guna mendapat fasilitas mewah berupa real estate dan asset di luar negeri.
Sementara untuk istri ben Ali, Leila, yang juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), yang dikatakan media Prancis, Le Monde, telah membawa kabur emas sebesar 1,5 ton emas senilai lebih dari 45 juta euro. Para tersangka diduga telah memiliki beberapa asset di luar negeri dengan berbagai macam tipe di Prancis, dimana jaksa setempat telah melakukan penyeleidikan terkait kepemilikan keluarga Ben Ali.
Sementara untuk kondisi dalam negeri, ribuan demonstran kembali menggelar protes di ibukota Tunisia, Tunis. Mereka menuntut mundurnya presiden Mohammed Ghannouchi dan pejabat lainnya yang merupakan pengikut Ben Ali.
Namun untuk pertama kalinya ada kelompok demonstran yang mendukung pemerintahan interim di Tunisia. Protes terus berlangsung sejak kaburnya presiden Ben Ali satu setengah pekan lalu, serta sejak saat pembentukan pemerintahan interim.
Sebagian besar rakyat Tunisia memprotes kedudukan di kabinet yang diisi oleh menteri-menteri terlibat yang dalam masa pemerintahan Ben Ali. Mantan presiden Ben Ali memerintah Tunisia dengan tangan besi selama 23 tahun.
Lima menteri di antaranya lengser setelah berlangsungnya gelombang protes. Menurut ramalan perombakan kabinet akan segera berlangsung.