Jumat 28 Jan 2011 14:50 WIB

Usai Dihantam Banjir, Jeddah Masih Terguncang

Banjir merendam kawasan distrik Balad, Kota Jeddah
Foto: ARABNEWS.COM
Banjir merendam kawasan distrik Balad, Kota Jeddah

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH - Penduduk Jeddah akhirnya sedikit bernafas lega setelah alam menunjukkan belas kasihan, Kamis (28/1), dengan menampakkan langti bersih. Situasi itu membuat petugas Pertahanan Sipil dan ratusan relawan melakukan upaya penyelamatan dan pembersihan hujan lebat pada Rabu yang menyapu sebagian besar dari kota.

Jumlah korban meninggal akibat banjir sejauh ini telah mencapai lima orang. Belum ada detail cukup jelas terkait korban meninggal dan terluka akibat banjir besar tersebut. Ratusan penduduk masih mencari sanak saudara dan teman mereka yang hilang setelah hujan berhenti lebih dari 24 jam.

Kota dalam situsi kacau setelah guyuran hujan terlebat dan terburuk dalam 17 tahun terakhir, demikian menurut gambaran warga lokal. Transportasi masih tidak bergerak dan antrian orang berjalan pulang karena meninggalkan kendaraan di jalan masih terlihat.

Jalan Palestina, Jalan Madinah, Jalan Wali Al-Ahad dan seluruh distrik Bani Malik terendam air sekaligus dipadati oleh kendaraan. Mobil-mobil tampak hanyut tersapu oleh aliran cepat banjir di beberapa area. Lima bangunan bersejarah di distrik Balad juga roboh akibat hujan.

Sejumlah helikopter ditugaskan di area-area terkena dampat terburuk. Mereka mulai mengangkat orang-orang dari atap dalam sekitar 1.500 kali operasi. Tim amphibi juga ditugaskan dalam sampan-sampan kecil. Sedikitnya 951 orang yang terdampar diselamatkan pada Kamis siang.

Pertahanan Sipil kota mendapat bantuan tambahan dari koleganya di Kota Mekkah dan Taif. Selain itu Pasukan Darurat Saudi dari propinsi Riyadh dan Asir juga diterjukan dalam upaya evakuasi. "Pasukan pendukung ini telah dilatih khusus untuk menghadapi situasi dengan genangan air tenang ataupun berarus kuat," ujar pimpinan Direktoral Jenderal Pertahanan Sipil. Letjen, Saad Al-Tuwaijri.

Departemen Meteorologi dari Universitas King Abdulaziz, mencatat curah hujan sebesar 114mm dalam guyuran selama 4 jam di Rabu Pagi. Pada banjir yang terjadi 25 November 2009 lalu, curah hujan mencapai 90mm dalam guyuran selama tiga jam. Awal pekan ini, curah hujan masih tercatat 45mm dalam beberapa jam. Rata-rata curah hujan di Jeddah di bulan-bulan musim dingin (November hingga Februari) sekitar 51mm.

Deputi Kedua Perdana Menteri sekalgus Menteri Dalam Negeri, Pangeran Naif, akan menggelar pertemuan darurat dengan menteri-menteri terkait pada Sabtu. "Pertemuan akan mendiskusikan semua aspek dari banjir di Propinsi Mekkah ini sekaligus bagaimana menghadapi situasi serupa di propinsi lain," ujarnya kepada Saudi Press Agency (SPA), Jumat (28/1).

Ia mengatakan pertemuan juga akan dihadiri langsung oleh Penjaga Dua Masjid Suci Raja Abdullah yang menginginkan studi lengkap mengenai sistem drainase di Jeddah. "Kita akan melihat apa yang bisa kita lakukan segera untuk memperbaiki situasi," ujarnya.

Sementara Gubernur Mekah, Pangeran Khaled Al-Faisal, yang melakukan inspeksi di area-area terkena dampak terparah pada Kamis, mengatakan sistem drainase hujan yang minim--mengingat curah hujan rendah--di Jedah adalah alasan utama banjir masif di kota tersebut. "Sistem drainase air hujan hanya mampu mengatasi 10 persen dari banjir yang terjadi di Jedah," ujarnya.

sumber : Arabnews.com
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement