REPUBLIKA.CO.ID,PARIS--Presiden Prancis Nicolas Sarkozy menyerukan agar transisi politik di Mesir segera dilakukan, seiring meningkatnya pada Rabu tekanan terhadap Presiden Mesir Hosni Mubarak supaya turun dari jabatannya.
"Presiden menyatakan kembali harapannya agar proses transisi konkret dimulai tanpa penundaan," tulis sebuah pernyatan dari kantor kepresidenan. Mubarak (82) pada Selasa malam mengumumkan bahwa ia akan bertahan hingga September namun tidak akan mencalonkan kembali dalam pemilihan presiden berikutnya pada bulan itu.
Pernyataan itu disambut ejekan kemarahan para demonstran yang menentang pemberlakuan jam malam dengan bermalam di Bundaran Tahrir, Kairo, pusat kegiatan protes yang pada Rabu ini memasuki hari kesembilan.
Seruan Sarkozy itu senada dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat Barack Obama, yang melalui siaran televisi, mengatakan ia telah berbicara kepada Presiden Mesir agar transisi segera dimulai.
Pernyataan Prancis menyebutkan bahwa transisi harus menjawab keinginan perubahan dan pembaruan yang disampaikan dengan kuat oleh rakyat, mengacu kepada aksi protes warga Mesir di jalan selama berhari-hari yang menurut Perserikatan Bangsa Bangsa diperkirakan merenggut 300 jiwa.
"Sarkozy meminta seluruh pejabat Mesir untuk melakukan segala upaya yang dapat membantu proses itu berlangsung tanpa kekerasan," tulis pernyataan itu. "Hubungan dengan Mesir dilandasi persahabatan lama dan mendalam, sehingga Prancis memperbarui dukungannya terhadap aspirasi rakyat Mesir untuk membentuk masyarakat yang bebas, demokratis, dan beragam," demikian pernyataan itu.