REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO-- Ratusan pengunjuk rasa yang terperangkap di Bundaran Tahrir saat ini dalam kondisi kritis akibat tidak ada pasokan makanan sejak bentrokan dahsyat pada Rabu petang hingga Kamis pagi.
Sejumlah pengunjuk rasa mengatakan kepada jaringan televisi saluran-1 Mesir, Kamis, bahwa mereka dalam kondisi lemah tanpa makanan dan dikepung pendukung pemerintah di Tahrir, koresponden Kantor Berita Antara, Munawar Saman Makyanie, melaporkan.
Televisi tersebut menyediakan telepon khusus untuk menerima keluhan dari masyarakat setempat dalam menghadapi kesulitan akibat aksi demonstrasi yang memasuki hari kesepuluh. "Banyak orang di sini sudah jatuh pingsan dan lemah akibat tidak bisa keluar dari Tahrir," kata seorang penelepon.
Para demonstran yang menginap di Bundaran Tahrir, sebagian di antaranya datang dari luar ibu kota Kairo yang dimobilisasi pihak oposisi sejak unjuk rasa akbar pada Jumat (28/1). "Bila ada musuh datang, kami hanya pasrah tak bisa melawan lagi," kata seorang lainnya yang mengaku telah tiga malam menginap di bundaran pusat kota Kairo itu.
Sebelum bentrokan para demonstran di Tahrir mendapat pasokan makanan dan minuman yang dibagikan oleh oposisi. Bentrokan tidak dapat terelakkan karena tidak berfungsinya aparat keamanan, sementara tentara yang mengerahkan tank-tank tempur di Tahrir tidak berbuat apa-apa.
Bentrokan antara pendukung terjadi pada Rabu petang hingga Kamis saat ribuan pengunjuk rasa pendukung Presiden Hosni Mubarak mengepung Tahrir. Sedikitnya enam tewas tertembak peluru tajam dan ribuan orang dari kedua pihak cedera terkena lemparan batu dan bom molotov.