REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA–Kondisi bangsa Indonesia yang makin terpuruk dan memperihatinkan, dan pemerintahan yang tampak lari dari masalah bisa menjerumuskan bangsa ini ke kondisi negara gagal (Failed State). Maka, perlu desakan dari seluruh pihak kepada pemerintah menghilangkan berbagai persoalan bangsa ini.
‘’Kami tokoh agama beserta Forum Rektor memiliki satu pandangan dengan kondisi bangsa ini, bahwa Indonesia amat serius terpuruk,’’ ungkap Din Syamsuddin dari forum lintas agama dalam diskusi publik menganalisa laporan ke Rumah Pengaduan Pembohongan Publik. Diskusi digelar bersama bersama Forum Rektor dan 28 guru besar di Universitas Negeri Jakarta, Jumat (4/2).
Menurut Din, sikap Pemerintah selama ini terlihat defensif, berapologi terhadap kritik, dan selalu lari dari masalah. ‘’Harusnya bisa introspeksi diri dan bukan membawa masalah ke arah personal.”
Bicara soal korupsi, Franz Magnis Suseno menilai, korupsi yang merajalela mulai dari pusat hingga daerah saat ini jauh lebih parah dari era Orde Baru. ‘’Era Pak Harto bahkan tidak ada reformasi, akan tetapi korupsi kala itu tak jauh lebih parah dari saat ini,’’ papar tokoh agama dari Katolik ini
Bahkan ia lihat KPK saat ini dibatasi. ‘’Kami bukannya tidak percaya kepada pemerintah, akan tetapi kalau diperhatikan korupsi merajalela di berbagai institusi, bahkan polisi dan jaksa tampak ogah-ogahan menghilangkan korupsi,’’ ucapnya.
Ia menambahkan jika kondisi ini di biarkan bukan tak mungkin kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah akan hilang. ‘’Pikiran masyarakat yang sudah terbiasa melihat korupsi tidak akan kritis seperti biasanya, karena korupsi sudah terlalu biasa,’’ ucapnya.
Sofian Effendi, mantan rektor Universitas Gadjah Mada, menjelaskan Indonesia saat ini di posisi 61 dari 177 negara masuk Indeks Negara Gagal tahun 2010. Meski Indonesia belum berkategori sangat serius, akan tetapi 12.3 poin lagi Indonesia akan masuk wilayah ‘sangat serius’. ‘’Ini sudah turun, bukan tak mungkin tahun depan kita akan turun lagi,’’ ucapnya.